Selasa 20 Oct 2015 08:25 WIB

70 Hotel Tunisia Ditutup Sejak Serangan Militan

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Angga Indrawan
Korban penembakan di sebuah resor di Sousse, Tunisia, Jumat (26/6).
Foto: reuters
Korban penembakan di sebuah resor di Sousse, Tunisia, Jumat (26/6).

REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS -- Setidaknya 70 hotel di Tunisia telah ditutup sejak September 2015. Penutupan besar-besaran terjadi akibat dua serangan militan mematikan yang menyasar wisatawan asing.

"Situasi kali ini sangat lamban. Dengan reservasi tidak lebih dari 20 persen, 70 hotel harus ditutup sejak September karena kurangnya tamu," ujar Kepala Federasi Hotel Tunisia Radhouane Ben Salah kepada radio FM Mosaique seperti dikutip Al Arabiya, Selasa (20/10).

Ben Salah memperkirakan, angka pengangguran meningkat karena staf hotel terpaksa keluar dari pekerjaannya. Di Tunisia, angka pengangguran sudah hampir 30 persen, dengan kalangan pemuda memiliki jumlah lebih tinggi. Kemudian satu dari enam warga Tunisia hidup di bawah garis kemiskinan.

Sektor pariwisata utama Tunisia memberikan kontribusi 10 persen dari produk domestik bruto dan mempekerjakan 400.000 orang. Tetapi kondisi itu terguncang oleh serangan terhadap wisatawan asing di Museum Nasional Bardo di ibukota pada bulan Maret 2015 dan pembantaian pantai dekat kota pesisir Sousse pada bulan Juni 2015. 

Serangan yang diklaim oleh kelompok militan Negara Irak dan Suriah (ISIS) menewaskan puluhan jiwa. Ben Salah mengatakan, pemilik hotel dan pemerintah telah sepakat untuk menjaga karyawan yang akan keluar dari pekerjaannya. Dia mengatakan pemerintah akan menyediakan subsidi bulanan 200-dinar (102 dolar AS) dan jaminan sosial untuk jangka waktu enam bulan.

Musim panas ini industri pariwisata Tunisia mengandalkan terutama pada turis lokal atau warga negara tetangga seperti Aljazair. Ekonomi Tunisia tetap stagnan sejak pemberontakan 2011 yang menggulingkan presiden Zine El Abidine Ben Ali. Kementerian Keuangan Tunisia memperkirakan pertumbuhan ekonomi hanya 0,5 persen tahun ini. 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement