REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Kebersihan DKI Jakarta mengakui keterbatasan lahan untuk dijadikan tempat pembuangan sampah (TPS). Hal ini kemudian memunculkan TPS liar dan warga yang membuang sampah sembarangan di pinggir jalan.
Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Adji meminta peran aktif masyarakat untuk membantu mengatasi permasalahan sampah di Jakarta. Salah satunya dengan mengolah kembali sampah yang dihasilkan.
Isnawa mengaku tengah gencar mensosialisasikan terkait pengolahan sampah. Mulai dari pemilahan sampah organik dengan anorganik. Dengan begitu ke depannya permasalahan tempat sampah sebenarnya tidak lagi menjadi hal penting.
"Permasalahan sampah memang kompleks. Saat ini yang terpenting RT RW dan masyarakat belajar memilah sampah. Sampah basah dankering," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (20/10).
Ia meminta peran serta masyarakat untuk terbiasa mengolah sampah organik menjadi kompos untuk halaman rumahnya. Jadi tidak perlu dibuang. Misalnya sampah sayuran atau buah-buahan.
Sementara sampah kering misalnya plastik, kaleng, serta botol bisa dikumpulkan dan dijual kembali. Justru ini menjadi penghasilan tambahan bagi warga. Banyak pengepul rongsokan yang membeli sampah plastik untuk diolah kembali. Dengan begitu lingkungan bisa menjadi lebih sehat.
Ia mengatakan memang kesadaran masyarakat akan hal itu masih sangat minim. Karenanya ia juga meminta RT RW setempat untuk rajin mensosialisasikan bank sampah. Mulai dari lingkungan rumah, sekolah, serta perkantoran.