Kamis 22 Oct 2015 07:58 WIB

Japfa Kembali Impor 1.000 Ekor Sapi Australia

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Japfa
Foto: istimewa
Japfa

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Setelah tiga tahun, akhirnya PT Austasia Stockfeed Breedlot (ASB), anak perusahaan PT Japfa Comfeed Indonesia (Tbk), kembali mengimpor sapi indukan dari Australia. Pada awal November 2015, Japfa akan mengimpor 1.000 ekor sapi indukan, untuk memenuhi kebutuhan peternakan sapinya di Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur.

"Sejak tahun 2012, baru tahun ini, pemerintah membuka kran impor pada kami. Kami impor sapi indukan 1.000 ekor pada 6 November nanti," kata Manajer Operasional Intensif PT ASB, Kuncup Candra Wijaya, di sela-sela kunjungan peternakan sapi grup Japfa Desa Negara Batin, Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur, Rabu (22/10).

Menurut dia, pada tahun 2012, Japfa pernah mengimpor sapi dari Australia sebanyak 2.000 ekor. Selama tiga tahun, perusahaannya tidak mendapat kesempatan dari pemerintah untuk mengimpor sapi lagi dari Australia. Untuk melanjutkan proses perkembangbiakkan sapi, pihaknya, terus melakukkan upaya menemukan sapi indukan (breeder), untuk menghasilkan target mendapatkan sapi Feeder Wagyu (F1), yang siap ditransfer ke rumah potong hewan.

Tahun ini, pihaknya mendapat kuota impor 1.000 ekor sapi indukan dari Autralia. Menurut Kuncup, dari 1.000 tersebut akan dilakukan perkawinan silang, dan akan melahirkan bayi sapi sebanyak 700-an ekor atau 76 persen.

Ia mengatakan untuk saat ini pihaknya masih mengimpor sapi dari Australia, karena dinilai memilii persyaratan yang cukup. Selain itu, rentang jaraknya sangat berpengaruh dengan biaya yang akan dikeluarkan. "Ada sapi dari Brasil, New Zealand, dan lainnya, namun tidak memenuhi syarat kesehatan, lagian jauh," ujar Kuncup didampingi Defina, PR Japfa.

Menurut dia, kebutuhan sapi potong pada industri dalam negeri saat ini sangat meningkat. Untuk itu, proses penggemukan dan peternakan sapi masih optimistis berkembang. "Saat ini, kebutuhan daging sapi potong yang memenuhi syarat tertentu, pada industri makanan tertentu sangat tinggi," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement