Kamis 22 Oct 2015 10:26 WIB

Pemerintah Diminta tak Lagi Beli Sukhoi dari Broker

Rep: C27/ Red: Ilham
Pesawat jet Sukhoi SU-27. Ilustrasi
Foto: AP
Pesawat jet Sukhoi SU-27. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Centre for Budget Analysis, Uchok Sky Khadafi mengatakan, pembelian Sukoi yang direncanakan pemerintah jangan melalui broker. Jika pembelian tersebut dilakukan maka negara akan kehilangan uang negara sebesar 15 - 20 persen.

"Kami dari CBA meminta kepada komisi I DPR yang saat ini sedang membahas anggaran sukhoi, jangan hanya memberikan stempel menyetujui anggaran untuk pembelian sukhoi sebesar USD 840 juta," ujar Uchok melalui siaran pers, Kamis (22/10).

Ia menyerankan agar DPR memdorong Kementrian Pertahanan untuk tidak membeli Sukoi melalui pihak ketiga atau broker seperti yang pernah dilakukan oleh PT. Trimarga Rekatama. Sebab, itu akan merugikan negara sebesar 200 juta dolar.

"DPR harus mendorong kementerian pertahanan dalam pengadaan sukhoi ini dalam skema perjanjian antara negara atau G to G," ujarnya.

Proyek penghadaan Sukoi ini bernilai begitu besar, sehingga jika pembeliannya dilakukan memalui broker tidak akan ada penghematan anggaran. Justru bisa saja ada dugaan mark up anggaran.

Ia juga menyarankan agar panglima TNI dan TNI AU untuk mendukung pembelian sukhoi melalui perjanjian antara negara, bukan melalui broker. Hal ini juga betkaitan dengan adanya perwakilan sukhoi di Indonesia, yaitu JSC Rosoboronexport Rusia.

 
 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement