REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Sejumlah elemen masyarakat di Provinsi Lampung menggelar Aksi 28 Jam Peringati Sumpah Pemuda yang dimulai sejak Selasa (27/10) malam. Informasi dari koordinator lapangan (korlap) aksi, Rahmat dari GMNI Lampung dan Wakorlap Ricky dari LMND Lanpung, menyebutkan Aksi 28 Jam ini dimulai Selasa (27/10) pukul 21.00 WIB di Tugu Adipura Bandarlampung. Rencananya kegiatan akan berakhir Kamis (29/10), pukul 01.00 WIB.
Rangkaian aksi itu, antara lain musikalisasi puisi, renungan lilin, mimbar bebas, aksi teatrikal jalanan, dan penggalangan dana untuk korban asap.
Acara seremonial juga disiapkan sekaligus memperingati satu tahun GeMPAR Lampung, diisi dengan diskusi terbuka menghadirkan akademisi dan aktivis lintas sektoral.
GeMPAR Lampung dalam aksi ini juga mengusung 28 tuntutan. Yakni tegakkan pasal 33 UUD 1945, laksanakan Trisakti seutuhnya, tangkap dan adili pembakar lahan, nasionalisasi aset asing, tingkatkan kesejahteraan buruh, stop kabinet transaksional.
Selanjutnya tolak liberalisasi pendidikan, usut tuntas konflik agraria, wujudkan jaminan kesehatan gratis yang berkualitas bagi rakyat, berantas korupsi, stop kenaikan tarif dasar listrik, berantas mafia migas, dan wujudkan kedaulatan pangan.
Sejumlah tuntutan lainnya adalah berantas kriminalisasi di Lampung, bangun infrastruktur untuk kesejahteraan rakyat, tolak kenaikan harga BBM, bangun industri nasional.
Tolak pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), hentikan impor buruh dari luar negeri, sediakan pupuk murah bagi petani, laksanakan Reforma Agraria, wujudkan pendidikan murah, ilmiah dan demokratis, sediakan lapangan pekerjaan yang memadai dan cabut Undang Undang Outsourching.
Tuntutan selanjutnya adalah cabut UU Migas, cabut UU PT Tahun 2003, usut tuntas kasus pelanggaran HAM di Indonesia, dan tolak Program Bela Negara.
GeMPAR Lampung juga menggelar Diskusi Kepemudaan hari ini di Graha Pena Radar Lampung, pukul 13.00 WIB.
Ikuti Whatsapp Channel Republika