Kamis 29 Oct 2015 16:09 WIB

Alasan Budidaya Perikanan Perlu Ditingkatkan di Tanah Air

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Nur Aini
  Budidaya ikan dalam keramba di danau bekas galian tambang Semen Gresik, anak perusahaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk di Desa Telago Waru, Tuban, Jawa Timur.  (Republika/Amin Madani)
Budidaya ikan dalam keramba di danau bekas galian tambang Semen Gresik, anak perusahaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk di Desa Telago Waru, Tuban, Jawa Timur. (Republika/Amin Madani)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyampaikan Indonesia akan meningkatkan konsumsi pangan masyarakat dari hasil budidaya perikanan. Pemerintah pun menargetkan akan meningkatkan budidaya perikanan hingga 50 persen. 

Saat ini, kemampuan budidaya perikanan di tanah air baru mencapai 25 persen. "Kalau hari ini baru 20 persen dari seluruh hasil ikan kita, maka tentu pada waktunya kita akan punya target 50 persen atau lebih tinggi lagi dibanding sebelumnya," kata JK dalam acara Indonesian Aquaculture di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Tangerang, Kamis (29/10).

Sekitar 30 tahun lalu, kata dia, budidaya perikanan darat dan laut di dunia ini baru mencapai 30 persen. Namun, saat ini hasil produksi ikan dari budidaya mencapai lebih dari 50 persen, di mana hampir 90 persen budidaya dilakukan di Asia Pasifik.

Ia menilai pengembangan budidaya perikanan dapat memenuhi kebutuhan pangan penduduk Indonesia serta meningkatkan pendapatan masyarakat dari hasil ekspor. Kendati demikian, para nelayan juga perlu meningkatkan kemampuannya guna menambah produktivitas.

Tak hanya itu, dari segi bisnis, pelaku bisnis budidaya perikanan akan lebih mudah mendapatkan pinjaman kredit dari perbankan untuk mengembangkan usahanya. Lebih lanjut, Kalla menilai budidaya perikanan lebih cepat berkembang daripada ikan tangkap. 

"Karena kebutuhan yang tinggi dan banyaknya upaya-upaya sehingga melampaui kemampuan laut itu sendiri memproduksi dibanding kebutuhan kita, sehingga di banyak tempat terjadi kontrol akibat over fishing termasuk yang terjadi di negeri kita ini," kata JK.

Untuk mengembangkan budidaya perikanan diperlukan tekhnologi serta keterampilan masyarakat. Di Eropa, budidaya perikanan juga berkembang dengan cepat, salah satunya dengan membudidayakan ikan salmon. Sedangkan di Jepang, mereka berhasil membudidayakan ikan tuna.

Ia meyakini, jika Indonesia dapat mengembangkan budidaya perikanan maka hasil produksi ikan tidak hanya terbatas pada ikan tertentu saja. Selain itu, dalam melakukan budidaya perikanan juga harus disesuaikan dengan kemampuan alam atau ekosistem itu sendiri.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement