Jumat 30 Oct 2015 18:11 WIB

Muzani: Gerindra Tolak PMN Bukan APBN 2016

Ahmad Muzani
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Ahmad Muzani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Fraksi Partai Gerindra DPR RI Ahmad Muzani menegaskan fraksinya tidak menolak RUU APBN 2016 secara keseluruhan tapi menolak realisasi penyertaan modal negara (PMN) Rp38 triliun.

"Realisasi PMN Rp38 triliun sangat besar untuk kondisi masyarakat Indonesia saat ini yang cukup banyak mengalami penurunan daya beli," kata Muzani di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Jumat.

Menurut Muzani, anggaran untuk PMN lebih baik dialokasikan pada program-program yang mendorong pemberdayaan rakyat sehingga dapat meningkatkan daya beli masyarakat.

Apalagi, kata dia, serapan APBN 2015 juga rendah, sehingga anggaran untuk PMN akan lebih bermanfaat bagi program-program prorakyat yang dapat memberdayakan masyarakat."Saat ini daya beli sebagian masyarakat rendah," katanya.

Muzani menambahkan, Fraksi Partai Gerindra juga mengusulkan agar sebagian anggaran untuk PMN tersebut dialokasikan untuk rehabilitasi hutan yang terbakar cukup luas sejak September lalu.

Dampak turunan dari kebakaran hutan, menurut dia, menimbulkan dampak yang multisektor seperti gundulnya lahan sehingga tidak ada tahanan air mengakitkan banjir pada musim hujan.

Dampak lainnya, kata dia, banyaknya korban kabut asap yang membuat hampir 50 juta jiwa terserang penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), hilangnya habitat satwa liar yang dilindungi, dan sebagainya.

Menurut Muzani, Fraksi Partai Gerindra DPR RI juga melihat pembangunan infrastruktur di desa-desa masih berjalan sangat lamban, sehingga pihaknya mendorong percepatan pembangunan desa.

"Kami mengusulkan dana desa ditambah sehingga dapat dilakukan percepatan pembangunan desa," katanya.

Fraksi Partai Gerindra, kata Muzani, melihat postur RUU APBN 2016 cukup aneh, karena lebih memprioritaskan PMN untuk badan usaha milik negara (BUMN), padahal yang lebih prioritas adalah memberdayakan rakyat agar keluar dari kemiskinan.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement