Ahad 08 Nov 2015 23:30 WIB

AR Trauma Kembali ke Sekolahnya

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Ilham
Ilustrasi kekerasan terhadap anak.
Foto: wordpress.com
Ilustrasi kekerasan terhadap anak.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- AR (12 tahun) siswa Mts Miftahul Khoirot, Branjang, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang dikabarkan trauma jika kembali ke madrasahnya. Siswa korban pemukulan oknum guru ini berniat pindah jika ada sekolah lain yang mau menerimanya.

 

Ketua DPRD Kabupaten Semarang, Bambang Kusriyanto telah bertemu dengan AR. Keinginan pindah ini disampaikan sendiri oleh putra pasangan Abdul Jalil (37) dengan Winarti (33) tersebut kepadanya.

 

“Siswa korban pemukulan tersebut sampai tidak nyaman lagi dan trauma untuk kembali ke bangku sekolahnya,” jelas Bambang di Getasan, Kabupaten Semarang, Ahad (8/11).

 

Sebagai wakil rakyat, ia sangat menyesalkan tindak kekerasan oleh oknum guru terhadap siswanya, hingga harus dirawat di rumah sakit. Yang lebih memprihatinkan, tindak pemukulan terjadi di lingkungan institusi pendidikan, dalam hal ini MTs Miftahul Khoirot.

 

Menurutnya, hal serupa tida bisa dibenarkan. Pendidik yang seharusnya menjadi tauladan dan memberikan contoh yang baik kepada para siswanya, justru kebablasan. “Ini sama saja guru mengajarkan kekerasan di sekolah. Karena tindakan ini dilakukan di hadapan teman- teman korban,” tegas politisi PDIP Kabupaten Semarang ini.

 

Oleh karena itu, ia mendesak aparat Polres Semarang untuk serius menangani kasus ini. Ia sangat berharap polisi dapat mengambil tindakan tegas sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

 

Demikian pula kepada lembaga atau yayasan yang menaungi MTs Miftahul Khoirot juga obyektif dalam mengambil tindakan yang semestinya, terhadap oknum pengajar yang telah melanggar etika profesinya tersebut.

 

“Mestinya, lembaga atau yayasan yang menaungi institusi pendidikan tempat korban bersekolah tersebut juga mempertimbangkan lebih jauh untuk menggunakan tenaga pengajar tersebut,” tambahnya.

 

AR kini telah kembali ke tengah- tengah keluarganya setelah menjalani rawat inap selama hampir sepekan. Ia meninggalkar RSUD Ungaran sejak hari Jumat (6/11). Namun pada hari Sabtu (7/11), ia masih enggan untuk kembali ke sekolah dan hanya melakukan aktivitas bermain di rumahnya karena kondisi mata sebelah kiri yang belum sepenuhnya pulih. “Selain itu juga masih takut,” ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement