Senin 09 Nov 2015 12:21 WIB

Setnov: Dugaan Ada Broker di Balik Kunjungan Jokowi ke AS Masih Isu

Rep: C27/ Red: Bayu Hermawan
Presiden Jokowi bertemu Presiden AS Barack Obama.
Foto: Asianpacificedu
Presiden Jokowi bertemu Presiden AS Barack Obama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kunjungan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) ke Amerika Serikat untuk bertemu Presiden Barack Obama, meninggalkan isu tak sedap. Diduga ada penggunaan jasa broker dengan bayaran 80 ribu dolar AS dalam pertemuan tersebut.

Menanggapi hal itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Setya Novanto menilai keterlibatan broker dalam pertemuan dua kepala negara baru sebatas isu. Menurutnya masih belum terlihat fakta dari masalah-masalah yang beredar seputar penggunaan broker oleh pemerintah Indonesia.

"Itukan masih isu-isu, saya lihat masih belum tahu masalah yang kenyataan disampaikan," kata Setya Novanto di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (9/11).

Pimpinan DPR ini meminta agar masyarakat jangan mudah termakan isu-isu yang kebenarannya belum terbukti. Terlebih lagi, Kementerian Luar Negeri dinilai sudah melajukan pelbagai diplomasi politik dengan aktif.

"DPR juga menjembatani diplomasi-diplomasi politik kepada negara sahabat," kata anggota dewan fraksi Golkar.

Isu penggunaan broker ini dituliskan oleh Michael Buehler, dosen Ilmu Politik Asia Tenggara di School of Oriental and African Studies di London. Dalam situs New Mandala, Buehler menuliskan artiker berjudul "Waiting In The White House Lobby".

Ia menyebutkan konsultan PR Singapura membayar 80 ribu dolar AS kepada perusahaan PR Las Vegas untuk melobi agar Pemerintah Indonesia mendapatkan kesempatan dan akses ke Washington. (baca: Skandal Terungkap! Diduga Broker Bayar untuk Pertemukan Jokowi-Obama).

Isu tersebut langsung dibantah oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi. Ia menegaskan, kunjungan dan pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Presiden Obama untuk memenuhi undangan resmi Presiden Obama, bukan menggunakan jasa konsultan atau broker seperti yang diberitakan. (baca: Menlu: Pertemuan Jokowi dan Obama tidak Gunakan Jasa Broker).

Seolah mau menjawab bantahan Menlu Retno, Buehler kemudian memunculkan dokumen-dokumen terkait dugaan penggunaan broker dalam pertemuan Jokowi-Obama, dalam akun facebooknya. (baca: Buehler Unggah Dokumen Asli Dugaan Broker Pertemuan Jokowi-Obama)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement