REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) untuk perkara pencatutan nama pemimpin negara dalam perpanjangan kontrak Freeport, masih berlanjut.
Anggota MKD masih meminta keterangan dari saksi Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin, sebagai orang yang merekam pertemuan dengan Ketua DPR Setya Novanto.
Anggota MKD dari Fraksi Demokrat, Darizal Basir mengajukan pertanyaan ke Maroef Sjamsoeddin, dalam pertemuan dengan Ketua DPR Setya Novanto dan pengusaha Riza Chalid pada 8 Juni 2015 di ruang meeting Hotel Ritz Carlton, Jakarta Selatan, siapa yang paling aktif berbicara.
"Mayoritas (yang berbicara) pengusaha Riza Chalid," ujar Maroef di Gedung DPR, Kamis (3/12).
Anggota MKD kemudian melanjutkan, bagaimana perasaan Maroef saat mendengar Riza Chalid aktif berbicara?, mantan Wakil Kepala BIN itu mengaku pada dasarnya ia merasa risih. Terlebih saat pembicaraan melebar dengan membahas masalah Pilpres 2014.
"Sata agak risih dengan pembicaraan, khususnya yang belakangan. Karena sudah di luar kontek. Saya menilai, bagaimana kok pengusaha begitu tahu sistem di negara kita, kemudian berbicara di depan pejabat negara (Ketua DPR). kok bisa pengusaha berbicara Ketua DPR soal politik fasih begit, Lama-kelamaan saya merasa risih juga," jelasnya.
Karena pembicaraan sudah melebar, Maroef akhirnya memutuskan untuk mengakhiri pertemuan tersebut. Seperti diketahui dalam transkrip rekaman yang beredar memang disinggung mengenai Pilpres 2014.
Sementara saat ditanya siapakah orang yang berbicara " Kumpul-kumpul. Kita golf. Gitu, Kita beli private jet yang bagus, representative. Apalagi", Maroef menegaskan hal itu disampaikan oleh M Riza Chalid.