REPUBLIKA.CO.ID, SAN BERNARDINO -- Kelompok Militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim bahwa pasangan suami istri yang menewaskan 14 jiwa dalam penembakan massal di San Bernardino, California, Amerika Serikat (AS), adalah pengikutnya.
Klaim ISIS disampaikan dalam siaran audio online pada Sabtu (5/12) atau tiga hari setelah pelaku Syed Rizwan Farook (28 tahun) dan istrinya Tashfeen Malik (29) melepaskan tembakan pada pesta liburan untuk karyawan pusat panti sosial di San Bernardino, seperti dikutip dari Reuters.
"Dua pengikut ISIS menyerang beberapa hari lalu pusat di San Bernardino di California," kata kelompok itu dalam siaran radio online al-Bayan, Sabtu (5/12).
Versi bahasa Inggris yang dirilis kemudian menyebutkan mereka tentara ISIS, bukan pengikut seperti dalam bahasa Arab asli. Inkonsistensi ini belum bisa dijelaskan.
Pasangan ini tewas dua jam kemudian dalam baku tembak dengan anggota tim polisi SWAT.
Agen federal menggeledah melalui pintu garasi untuk mencari sebuah rumah di Riverside, beberapa mil (km) barat daya dari San Bernardino dimana tetangga mengatakan bahwa Farook pernah tinggal. Tetangga menyebut pria yang tinggal di sana sebagai Enrique Marquez dan ia sering terlihat dengan Farook.
Tim investigasi tengah menyelidiki insiden serangan tembakan yang terjadi pada Rabu (2/12) kemarin. Sekretaris Keamanan Dalam Negeri AS Jeh Johnson mengatakan kepada New York Times bahwa AS telah memasuki fase yang sama sekali baru dalam ancaman global dari ekstremis.
Ia menyebut, musuh seperti ISIS memiliki upaya untuk menyerang AS. ‘’Kami telah melihat kejadian ini bukan hanya di sini tapi di tempat lain. Dalam pandangan saya, ini membutuhkan pendekatan baru,’’ katanya kepada surat kabar tersebut.
Para pejabat FBI mengatakan, Farook dan Malik tampaknya telah terinspirasi oleh kelompok militan asing. Tetapi itu tidak ada tanda mereka bekerja dengan salah satu dari mereka atau bahkan ISIS yang mengklaim tahu siapa mereka.