Selasa 08 Dec 2015 17:26 WIB

Polri Tunggu Permintaan MKD

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Angga Indrawan
Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti menyatakan pihaknya tak akan melakukan inisiatif untuk melakukan pencarian pada pengusaha Rizal Chalid. Perbantuan dalam mencari Riza Chalid akan dilakukan sepermintaan Mahkamah Kehormatan Dewan ataupun kejaksaan.

"Saya bilang kalau nanti ada permintaan dari Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) atau dari Kejaksaan, tentu ya kita akan melakukan pencarian. Jadi bukan inisiatif kita," ucap Kapolri di Istana Bogor, Selasa (8/12).

Riza dikabarkan tidak berada di Indonesia. Badrodin mengatakan, institusinya bisa meminta bantuan Interpol untuk menyampaikan surat pemanggilan pada Riza. Namun demikian, sambung dia, Polri tak bisa leluasa bekerja apabila kepolisian di negara bersangkutan tidak mau membantu.

Sementara itu, saat dikonfirmasi mengenai kabar bahwa Presiden Jokowi akan melaporkan Setya Novanto, Badrodin mengaku tidak tahu akan hal itu. Sejauh ini, ia menyebut tak ada laporan yang masuk dari Presiden.

"Saya belum tahu kalau pak Presiden mau melaporkan itu," ujarnya.

Terlepas dari hal tersebut, Badrodin mengatakan rekaman percakapan yang berisi fakta pencatutan nama Presiden dan Wapres oleh Setya dapat dijadikan sebagai alat bukti yang kuat. Sebab, kata dia, jangankan rekaman, puntung rokok saja dapat menjadi alat bukti.

Namun, faktanya, dalam persidangan sejumlah anggota MKD justru mempersoalkan kelegalan rekaman tersebut. Menanggapi hal itu, Badordin menyatakan pihaknya siap memberikan bantuan untuk memverifikasi rekaman jika diminta.

"Kalau memang nanti ada hal yang tidak diakui, perlu dicek ke laboratorium forensik, ya tentu kita bantu," kata Kapolri menegaskan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement