REPUBLIKA.CO.ID, Sentimen anti-Muslim di AS menguat menyusul serangan di Paris dan pusat disabilitas San Bernardino, Texas. Situasi ini diperburuk dengan pernyataan kandidat calon Presiden AS Donald Trump yang meminta agar Muslim dilarang masuk AS.
Juru bicara Dewan Hubungan Amerika-Islam Ibrahim Hooper meminta Muslim Amerika melaporkan insiden-insiden pelecehan tersebut. "Kami tidak memiliki waktu untuk mengeluarkan pernyataan pada setiap insiden, karena aksi tersebut terjadi begitu cepat," ujar Hooper. "Ketika kandidat capres AS dari Partai Republik mengatakan, 'Larang semua Muslim ke Amerika' maka saya tahu ia akan mendapat dukungan. Ini benar-benar menakutkan."
Kelompok Liga Anti-Penghinaan melaporkan ada sekitar 24 kasus serangan Muslim sejak insiden di Paris 13 November lalu. Berikut delapan insiden pelecehan dan serangan yang menyasar Muslim AS baru-baru ini.
1. Di Austin, dua pemuda Arab-Amerika yang lahir di Chicago dilaporkan dilecehkan secara verbal di sebuah restoran pada Ahad pagi.
2. Leilah Abdennabi, warga Amerika Palestina kelahiran Chicago dan Sirat al-Nahi, warga Amerika Irak lahir di Seattle mengungkapkan pelecehan yang dihadapinya. Kedua wanita yang mengenakan jilbab itu mengatakan, seorang pria di Kafe Kerbey Lane berteriak kepada mereka, "Kalian seharusnya balik ke Arab Saudi."
3. Sarker Haque yang memiliki Fatima Food Mart di Queens, New York melaporkan, ia diserang oleh konsumennya yang mengaku berjanji ingin membunuh Muslim. Haque berdarah dan mengalami sejumlah memar. Ia dilarikan ke Rumah Sakit Mount Sinai.