Kamis 10 Dec 2015 15:50 WIB

Turki Minta Warganya Tinggalkan Irak, Ada Apa?

Rep: Gita Amanda/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Turki Reccep Tayyip Erdogan
Foto: Reuters/Umit Bektas
Presiden Turki Reccep Tayyip Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Kementerian Luar Negeri Turki, Rabu (9/12), meminta semua warga negaranya di Irak untuk meninggalkan negara tersebut karena alasan keamanan. Mereka juga menyarankan warga Turki untuk tak melakukan perjalanan ke Irak jika tak ada alasan mendesak.

Seperti dilansir laman Al-Manar, Kementerian Luar Negeri mengeluarkan sebuah peringatan perjalanan kepada warga Turki untuk meninggalkan Irak. Kementerian juga melarang perjalanan non-esensial ke Irak. Keputusan tersebut diklaim ditujukan untuk melindungi Turki dari serangan teror dan ancaman.

Peringatan perjalanan yang diterapkan Turki ke beberapa wilayah Irak telah diperluas ke seluruh povinsi kecuali Kota Dohuk, Irbil dan Sulaymaniyah yang dikuasai Kurdi. Seperti dikutip dari Daily Sabah, keputusan ini diambil setelah meningkatnya serangan teror, kekerasan dan ancaman terhadap warga serta perusahaan Turki.

"Dengan kerangka ini, kami sarankan warga Turki saat ini di Provinsi Basra, Dhikar, Necaf, Meysan, Babel, Diwaniyah, Anbar, Bakuba, Salahaddin, Ninova, Kirkuk berhati-hati, hindari kerumunan besar atau keramaian dan tetap menjalin kontak dengan Kedutaan Turki di Baghdad," ujar peringatan Kementerian Luar Negeri Turki.

Hubungan Turki dan Irak kurang harmonis dalam beberapa hari terakhir. Pemerintah Irak meminta tentara Turki hengkang dari negara mereka.

Pada 4 Desember, Turki mengerahkan sekitar 150 tentara ke pinggiran kota Mosul. Mereka dilengkapi senjata berat dan didukung 20 hingga 25 tank. Perdana Menteri Turki pada Rabu, membela penyebaran pasukan tambahan tersebut. Menurutnya itu merupakan tindakan solidaritas untuk melawan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Irak.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement