REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Kementerian Luar Negeri Turki, Rabu (9/12), meminta semua warga negaranya di Irak untuk meninggalkan negara tersebut karena alasan keamanan. Mereka juga menyarankan warga Turki untuk tak melakukan perjalanan ke Irak jika tak ada alasan mendesak.
Seperti dilansir laman Al-Manar, Kementerian Luar Negeri mengeluarkan sebuah peringatan perjalanan kepada warga Turki untuk meninggalkan Irak. Kementerian juga melarang perjalanan non-esensial ke Irak. Keputusan tersebut diklaim ditujukan untuk melindungi Turki dari serangan teror dan ancaman.
Peringatan perjalanan yang diterapkan Turki ke beberapa wilayah Irak telah diperluas ke seluruh povinsi kecuali Kota Dohuk, Irbil dan Sulaymaniyah yang dikuasai Kurdi. Seperti dikutip dari Daily Sabah, keputusan ini diambil setelah meningkatnya serangan teror, kekerasan dan ancaman terhadap warga serta perusahaan Turki.
"Dengan kerangka ini, kami sarankan warga Turki saat ini di Provinsi Basra, Dhikar, Necaf, Meysan, Babel, Diwaniyah, Anbar, Bakuba, Salahaddin, Ninova, Kirkuk berhati-hati, hindari kerumunan besar atau keramaian dan tetap menjalin kontak dengan Kedutaan Turki di Baghdad," ujar peringatan Kementerian Luar Negeri Turki.
Hubungan Turki dan Irak kurang harmonis dalam beberapa hari terakhir. Pemerintah Irak meminta tentara Turki hengkang dari negara mereka.
Pada 4 Desember, Turki mengerahkan sekitar 150 tentara ke pinggiran kota Mosul. Mereka dilengkapi senjata berat dan didukung 20 hingga 25 tank. Perdana Menteri Turki pada Rabu, membela penyebaran pasukan tambahan tersebut. Menurutnya itu merupakan tindakan solidaritas untuk melawan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Irak.