REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- ISIS, kelompok militan yang telah melakukan banyak kekejaman selama setahun belakangan, kembali berulah. Kini, mereka mengancam telah menempatkan sejumlah bahan peledak pada drone.
Dilansir dari Uber Gizmo, Kamis (17/12), sejauh ini belum ada bukti resmi penempatan bahan peledak pada drone yang telah terungkap. Meski begitu, diyakini pasukan Kurdi ditembak jatuh oleh setidaknya salah satu peledak yang dibawa oleh drone, yang tentu diterbangkan ISIS.
Dan meski dugaan itu sangat mungkin terjadi, laporan khusus ini tetap belum dapat dikonfirmasi. ISIS sendiri menganggap ketidakberhasilan mereka melakukan serangan lewat drone yang pertama sebagai sebuah kegagalan besar.
Dengan kagagalan itu, setidaknya dunia masih bisa bernafas lega akan ancaman yang kelompok militan itu keluarkan. Namun, semua pihak tentu harus tetap mewaspadai ISIS, yang tentu akan mencoba berbagai cara untuk melakukan serangan serupa di masa yang akan datang.
Bukan tidak mungkin mereka akan membuat drone menjadi ancaman teror yang lebih besar dari yang selama ini ada. Drone sendiri, seperti yang sudah banyak diketahui, merupakan pesawat tanpa awak yang dapat dikendalikan dari jarak jauh.
Dalam insiden yang menyerang pasikan Kurdi, pesawat tak berawak yang kedua tetap meledak, meski telah ditembak jatuh sebelum mencapai target. Beruntung, tidak ada tentara Kurdi yang terluka dalam insiden itu.
Kejadian ini tentu menjadi pengingat akan penting dan butuhnya izin terbang drone oleh Federal Aviation Administration (FAA).