Senin 21 Dec 2015 16:45 WIB

Johan Budi Jabarkan Tantangan Pimpinan KPK ke Depan

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Angga Indrawan
Ketua KPK terpilih Agus Rahardjo (kedua kanan), Wakil Ketua KPK Laode Muhammad (kanan), Basaria Panjaitan (tengah), Saut Situmorang (kiri) serta Alexander Marwata (kedua kiri) saling berpegangan tangan sebelum pengucapan sumpah jabatan dihadapan Presiden J
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Ketua KPK terpilih Agus Rahardjo (kedua kanan), Wakil Ketua KPK Laode Muhammad (kanan), Basaria Panjaitan (tengah), Saut Situmorang (kiri) serta Alexander Marwata (kedua kiri) saling berpegangan tangan sebelum pengucapan sumpah jabatan dihadapan Presiden J

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan pimpinan sementara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johan Budi Sapto Prabowo menyebut sejumlah tantangan yang bakal dihadapi pimpinan baru ke depan. Salah satunya, menurut Johan, makin beragamnya modus baru korupsi.

"Saya lihat ke depan modus operandi korupsi makin canggih," katanya usai menyaksikan upacara pengucapan sumpah jabatan pimpinan KPK periode 2015-2019 di Istana Negara, Senin (21/12).

Baca: KPK Butuh Dua Pekan Tentukan Prioritas Kasus

Selain itu, Johan berpendapat, KPK wajib meningkatkan pembangunan kapasitas lembaga dan kemampuan sumber daya manusia mengingat banyaknya laporan pengaduan korupsi yang masuk. 

Tak hanya itu, Johan menyebut, pemerintah dan DPR juga harus memiliki komitmen yang sama untuk mendukung KPK. Sebab, upaya pemberantasan dan pencegahan korupsi di Tanah Air tak akan berjalan tanpa adanya kesamaan komitmen antara eksekutif dan legislatif.

"Tanpa komitmen yang sama terkait dengan pemberantasan korupsi, sehebat apa pun pimpinan KPK saya kira tidak akan berhasil," kata pria yang pernah menjadi juru bicara KPK tersebut.

Berbicara terpisah, mantan anggota panitia seleksi (Pansel) KPK, Yenti Ganarsih, meminta pimpinan baru amanah dalam menjalankan tugas barunya. Dia berharap, visi-misi yang mereka jabarkan pada saat seleksi benar-benar direalisasikan.

"Saya mewanti wanti agar jangan sampai KPK di tangan mereka menjadi lemah. Jangan sampai tidak sama antara apa yang disampaikan dalam visi dan misi dan apa yang akan mereka tindaklanjuti di kemudian hari," kata Yenti yang hadir bersama delapan srikandi Pansel KPK lainnya. 

Baca juga: Cara Margriet Habisi Nyawa Engeline Diungkap

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement