REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kebiasaan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, berkicau di Twitter ternyata memperoleh tanggapan positif dari masyarakat. Pria yang akrab disapa Aher itu, menerima penghargaan sebagai tokoh yang cuitannya sarat nilai religious dan eduaktif di media sosial seperti Twitter. Penghargaan tersebut diberikan oleh Sekolah Al-Ma'mun Education Center (AMEC) Kota Depok, di Gedung Sate Bandung, Senin (21/12).
"Setiap twitt yang diunggah oleh Pak Aher di Twitternya pasti berisi pesan religius dan eduaktif," ujar Direktur Sekolah AMEC, Ma'mun Ibnu Ridwan kepada wartawan.
Ma'mun mencontohkan, kicauan Aher yang dinilai religius dan edukatif tersebut misalnya, 'Mari baca doa sebelum tidur', 'Selamat bagi raport' 'Yuk shalat subuh' dan lain-lain. Aher juga, selalu aktif menyapa warga nitizen dengan kalimat yang baik, memberikan pesan agama yang damai dan menginspirasi kepada publik.
Bahkan, saran atau nasihat atas beberapa masalah yang muncul dan pesannya mendapatkan respons positif dari warga di dunia maya. Selain itu, sebagai tokoh yang kicauannya dalam Twitter diikuti oleh 310.151 pengikut, Aher aktif memberikan informasi yang menjadi tanggungjawabnya sebagai Gubernur Jabar baik kegiatan di kantor atau di lapangan.
Ketika ditanyakan mengapa Aher pantas diberikan penghargaan tersebut padahal ada sosok lain seperti Wali Kota Bandung M Ridwan Kamil yang juga aktif di media sosial, Ma'mun menilai kicauan Wali Kota Bandung di media sosial lebih banyak kepada informasi dan inovasi.
"Kang Emil memang bagus ya, selama ini kami melihat twitt beliau lebih kepada informasi dan inovasi sementara untuk agamanya lebih unggul Pak Aher," katanya.
Sementara itu Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyampaikan apresiasi atas penghargaan yang diraihkanya tersebut. Aher juga mengaku terkejut, ternyata setiap kicauannya di Twitter ada yang memperhatikan dan diapresiasi. "Katanya saya paling banyak twitt tentang agama dan pendidikan," ujar Aher.
Adapun makna penghargaan tersebut baginya, dia menganggap apapun yang dilakukan atau diutarakan di media sosial menggunakan bahasa yang positif maka pengaruhnya akan positif. "Memang, seharusnya kita semua menjadi bangsa yang positif, berpikir positif, berkata positif, semua positif. Sesuatu yang positif dibahasakan akan enak, kita bisa jadi juara meskipun sarana prasarananya tidak seberapa," katanya.