REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj menyebut rakyat saat ini ibarat anak ayam yang kehilangan induk. Said mengatakan, hal itu dampak krisis kepemimpinan yang saat ini melanda Indonesia.
"Krisis kepemimpinan menjadikan seluruh nadi kehidupan menjadi karut marut dan tidak stabil," kata Said dalam pidato Pesan Moral Kebangsaan dan Catatan Akhir Tahun PBNU di Jakarta, Rabu (23/12).
Said mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per November 2015, Indonesia masih berkutat dalam masalah pelemahan nilai tukar rupiah, penurunan ekspor, dan penurunan cadangan devisa. Selain itu, Indonesia juga menghadapi permasalahan peningkatan hutang luar negeri, inflasi, angka kemiskinan, dan pengangguran.
Said mengatakan, elite bangsa Indonesia justru tidak memberikan keteladanan bagi rakyat. Hal itu, menurut Said, tampak ketika elite justru kerap bertikai. Terkini, pelanggaran etik oleh mantan Ketua DPR Setya Novanto, menurut Said menjadi bukti sahih fenomena tersebut.
"Rakyat kehilangan referensi dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini semua secara tidak langsung berdampak pada instabilitas politik," ujarnya.