Senin 28 Dec 2015 16:00 WIB

Kemenperin Kembangkan Komponen Logam dan Plastik Lokal

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Petrokimia sebagai bahan dasar industri plastik
Foto: Yudhi Mahatma/Antara
Petrokimia sebagai bahan dasar industri plastik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian akan membangun mould and dies centre untuk menekan impor komponen logam dan plastik sebagai penunjang industri manufaktur. Pembangunan ini dinilai sangat penting, karena mould and dies merupakan nenek moyang dari industri manufaktur.

"Dengan dibangunnya mould and dies centre ini dapat berpeluang untuk meningkakan kualitas sumber daya manusia, demi meningkatkan ketahanan industri di dalam negeri," ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih di Jakarta, Senin (28/12).

Gati mengatakan, nantinya mould and dies centre tersebut akan berlokasi di Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM) di Bandung, Jawa Barat. Menurutnya, sepanjang 2015 Kementerian Perindustrian telah mengucurkan bantuan sebesar Rp. 23 miliar untuk mendorong perkembangan mould and dies di dalam negeri. Bantuan tersebut antara lain mesin dan peralatan, penyusunan roadmap pengembangan, serta pelatihan dan sertifikasi SDM industri bagi 120 orang.

Selain itu, Kementerian Perindustrian juga akan melakukan revitalisasi mould and dies centre untuk membantu industri kecil dan menengah (IKM) di bidang otomotif dan elektronik. Menurut Kepala Metal Industries Develompent Centre (MIDC) Junadi Marki, pendirian mould and dies centre merupakan salah satu bagian dari pusat inovasi penumbuhan industri dengan tren science techno park. Junadi mengatakan, investasi tahap pertama mould and dies tidak murah yakni berkisar di antara Rp 2 miliar sampai Rp 3 miliar. Apalagi, pembangunan mould and dies centre nantinya diarahkan agar membuat satu program standar dari sistem inkubasi sampai melahirkan wirausaha baru.

"Dengan pendirian lembaga ini, diharapkan tersedia injection mould and dies yang lebih memadai untuk riset maupun pelatihan," ujar Junadi.

Dengan pembangunan mould and dies centre yang terintegrasi tersebut, harapannya IKM komponen di lapis pertama dan kedua yang sudah mendapatkan pelatihan akan memperoleh pesanan pekerjaan dari perusahaan otomotif. Dengan demikian, para IKM tersebut mempunyai dana dan dapat melakukan perputaran arus kas. Di sisi lain, IKM itu juga didorong untuk menguasai metal injection moulding.

Menurut Junadi, pertumbuhan science techno park akan menjadi lompatan aplikasi teknologo yang dapat digunakan sebagai penghela pertumbuhan industri. Apalagi, Presiden Joko Widodo menargetkan berdirinya 100 science techno park di seluruh wilayah Indonesia. Sejaun ini, fasilitas yang diberikan oleh Kementerian Perindustrian untuk Mould and Dies Centre antara lain mesin bubut, well cut, grinding, dan software.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement