REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengunjung Kebun Binatang Ragunan Jakarta di musim liburan panjang 2015 membeludak. Serbuan pengunjung kali ini menjadi yang terbanyak sepanjang tahun, yakni mencapai 5,1 setengah juta pengunjung.
"Di awal 2016 pun, kita menjadi obyek wisata dengan pengunjung terbanyak se-Indonesia, saat ini pengunjung mencapai 190 ribu orang, rekor," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Ragunan Wahyudi kepada Republika.co.id, Ahad (3/1).
Ia menguraikan, pembengkakan pengunjung dimulai pada 24 Desember atau bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi. Tercatat 66 ribu tiket Ragunan terjual saat itu. Disusul pada 25 Desember alias libur hari raya Natal dengan sebanyak 64 ribu orang.
Keesokan harinya, 26 Desember, pengunjung mengalami kenaikan hingga 72 ribu tiket terjual. "Puncaknya pada dua hari setelah natal, pengunjung ada 110 ribu," katanya.
Seperti diketahui, Ragunan merupakan obyek wisata keluarga yang populer dan ramah kantong. Selain tiketnya yang murah, lokasinya pun terjangkau. Di musim liburan kali ini, Ragunan mematok harga tiket masuk Rp 4 ribu untuk dewasa dan Rp 2 ribu untuk anak-anak.
Ia mengklaim, harga tersebut merupakan tarif tiket yang termurah se-Indonesia bahkan se-dunia. Puncak pengunjung terjadi di momen liburan tahun baru, dimana kedatangan pengunjung mencapai 190 ribu orang.
Mengimbangi kedatangan massa, Ragunan mempersiapkan sejumlah pelayanan di antaranya fasilitas parkir dengan daya tampung 7 ribu unit mobil dan 27 ribu sepeda motor. Keamanan pun dipersiapkan dengan mengerahkan 200 petugas, terdiri dari gabungan petugas keamanan internal, TNI, kepolisian, dan Pramuka.
Fasilitas lainnya, ia menguraikan, yakni perbaikan jalan dan kandang. "Toilet juga kita buka gratis," katanya. (Pusat Belanja Oleh-Oleh Ramai Pengunjung).
Salah seorang pengunjung, Rizki Nadianti (20) mengaku tertarik datang karena tiketnya yang terjangkau. Ia datang dari Bandung untuk berlibur. "Kalo dari tiketnya yang murah, pelayanannya baik, tapi ketersediaan air dan tempat beribadah masih kurang," katanya mengeluhkan ketersediaan air yang terbatas di masjid Ragunan.
Seharusnya, lanjut dia, ketersediaan air disiapkan untuk mengimbangi kebutuhan beribadah pengunjung yang mayoritas beragama Islam.