REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polda Metro Jaya telah mengautopsi jenazah Wayan Mirna Salihin (27), yang tewas usai meminum es kopi vietnam di Kafe Olivier, Grand Indonesia.
Kabid Dokkes Polda Metro Jaya, Kombes Musyafak mengatakan pihaknya juga telah mendapatkan beberapa sample organ dalam tubuh korban, dan kini tengah diperiksa di Laboratorium Foresik Mabes Polri.
"Dari hasil autopsi ada pendarahan di lambung dan kita ambil lambung bersama dengan sampel hati dan empedu," ujarnya, Senin (11/1).
Musyafak mengatakan, pihaknya berhasil membujuk pihak kelurga Mirna, agar setujuh jika jenazah korban diautopsi. Dari hasil autopsi ditemukan adanya pendarahan di lambung, yang diakibatkan oleh zat tertentu. Namun Musyafak mengatakan pembakaran lambung (korosif) bisa disebabkan oleh bermacam-macam zat.
"Kematian korban diduga akibat dariiritasi mukosa lambung, yang ditimbulkan dari zat kuat dan itu dapat dilihat dari hasil Labfor nanti. Artinya tidak wajar, untuk membuktikan zat apa yang dapat merusak, hasilnya menunggu dari laboratarium," jelasnya.
Kabid Dokkes juga tidak ingin menyimpulkan terlalu dini, bahwa kematian Mirna karena zat sianida. Ia menekankan pihaknya masih menunggu hasil dari Sublafor Mabes Polri.
Ia menambahkan, petugas juga sudah bertanya mengenai riwayat kesehatan korban, apakah Mirna mempunyai penyakit khusus atau meminum obat berkala.
"Informasi dari keluarga tidak ada penyakit tertentu dan mengkonsumsi zat tertentu secara berkala," katanya.