REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga Provinsi Jawa Tengah menekankan pentingnya pendidikan bagi anak oleh keluarga dengan berbasis agama dan budi pekerti.
"Sejak dini, calon ibu hendaknya tidak hanya dibekali pendidikan akademis yang memadai, tetapi juga agama dan budi pekerti karena bekal inilah yang kelak akan diajarkan kepada putra-putrinya sehingga menjadi generasi yang berguna," kata Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jateng Siti Atikoh Ganjar Pranowo di Semarang, Senin (11/1).
Menurut dia, kompetensi ibu untuk mengasuh dan mendidik anak tidak diperoleh secara instan dan memerlukan sebuah proses yang cukup lama. Ia mengumpamakan sosok ibu sebagai sebuah madrasah pertama dan utama pada sebuah keluarga sehingga mempunyai peranan penting dalam mendidik anak.
"Perempuan nantinya akan menjadi ibu, madrasah utama dan pertama bagi anaknya sehingga kalau ibu rajin shalat dan mengaji, perilaku ibu akan mudah ditiru oleh anak," ujarnya.
Atikoh berpendapat bahwa seorang ibu juga perlu menunjukkan kasih sayang melalui pelukan dan ciuman kepada anak. "Perilaku tersebut sangat positif bagi anak karena mereka merasa diterima dan didukung oleh orang tuanya, kedekatan yang terjalin antara ibu dan anak akan membuat putra-putrinya nyaman berkomunikasi dan bersikap terbuka kepada orang tua," katanya.
Kendati demikian, kata dia, peran seorang bapak tidak boleh diabaikan, harus tetap mengambil bagian untuk mengasuh dan mendidik anak sebab keberadaan bapak akan menumbuhkan kepercayaan diri anak pada masa mendatang."Keluarga menjadi benteng terhadap kekerasan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga yang dialami anak serta perempuan, termasuk pornografi dan narkoba yang mengancam masa depan generasi muda," ujarnya.