Kamis 14 Jan 2016 01:25 WIB

Jejak Gafatar di Kabupaten Gowa

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Teguh Firmansyah
Akun Twitter Gafatar
Foto: dok
Akun Twitter Gafatar

REPUBLIKA.CO.ID, SUNGGUMINASA-- Organisasi Kemasyarakatan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) mulai muncul di Kabupaten Gowa dikabarkan sejak 2011 lalu. Setelah mendapat penolakan warga lantaran dinilai membawa ajaran sesat, gerakan ini menghilang.

Dari keterangan sejumlah pihak, aliran yang berkedok gerakan sosial itu pernah berkembang dan merekrut banyak pengikut. Bahkan aliran ini sempat menyewa sebuah rumah sebagai sekretariat Gafatar di Jalan Dr Wahidin Sudirohusodo, dekat Rumah Sakit Umum Syekh Yusuf, Sungguminasa pada 2011 lalu.

Namun sejak mendapat penolakan dari warga, rumah itu ditinggalkan dan kosong hingga saat ini. Kepala Lingkungan Pagentungan, Kelurahan Tamarunang, Kecamatan Somba Opu, Hasan Basri ‎Yang dihubungi melalui sambungan telpon membenarkan bahwa Ormas Gafatar sempat menyebarkan ‎ajarannya di Gowa dan mengajak sejumlah masyarakat untuk bergabung di Gafatar

Awal kemunculan organisasi ini, lanjut Hasan, sempat membuat sejumlah warga heran lantaran mereka sangat rajin menggelar bakti sosial dan ikut kerja bakti. Selain itu, aliran ini muncul secara legal dengan memiliki surat izin resmi dari Kesbangpol Gowa.

Dari sumber Republika.co.id, salah satu warga di Gowa bernama Sawedi Nassa sempat bergabung dengan aliran ini.  Ditemui dirumahmya, Jalan‎ Bate Salapanga, Tamarunang, Kecamatan Somba Opu, Samedi membenarkan hal tersebut.

Ketika dikonfirmasi mengenai keikutsertaanya di dalam organisasi Gafatar, Samedi mengatakan bahwa dirinya sempat bergabung Gafatar tahun 2011. Namun setelah mendapatkan penolakan warga sekitar di tahun 2012 Sawedi kemudian meninggalkan kelompok ini.

Baca juga, Mantan Petinggi Sebut Gafatar tak Terkait Agama.

"Sejak pernah dikomplain saya tidak aktif lagi dan setahu saya itu (Gafatar) kayaknya sudah vakum dan sudah dibekukan memang, sebab tidak mau dikasih lanjut izinnya," ujar Sawedi, Rabu (13/1).

Sawedi mengatakan bahwa Gafatar merupakan ormas yang bergerak di bidang sosial dan sering melakukan kegiatan seperti donor darah dan aktifitas sosial lainnya. Dia menyebutkan gerakan ini berpusat di ibu kota dan di Gowa sendiri terakhir diketuai Ramli.

Mengenei kejanggalan yang berada di dalam tubuh Gafatar, Sawedi menuturkan, dalam aliran Gafatar tidak terdapat penyimpangan agama seperti yang dituduhkan. "Jangan terlalu dibesar-besarkan. Saya dulu tidak ada ang menyalahi aturan agama," ungkapnya mengakhiri percakapan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement