REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG — Sedikitnya 54 orang dari berbagai daerah di Jawa Tengah dilaporkan hilang dan belum diketahui keberadaannya. Diduga mereka terkait dengan aktivitas organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Nur Ali yang dikonfirmasi mengatakan, hingga saat ini, aparat kepolisian di wilayah Polda Jawa Tengah, telah menerima sebanyak 54 laporan orang hilang.
Laporan ini, telah ditindaklanjuti oleh aparat masing- masing wilayah kepolisian. “Kalau ada warga yang melapor ke kantor polisi karena keluarganya hilang, tentu kita cari,” kata Kapolda Jawa Tengah di Semarang, Jumat (15/1).
Selain menelusuri keberadaannya, ujarnya, polisi juga melakukan evaluasi dan analisis kemungkinan keterkaitan hilangnya warga Jawa Tengah tersebut dengan organisasi yang oleh pemerintah dianggap ilegal tersebut.
Aparat kepolisian juga masih mendalaminya bersama pemerintah daerah. Hasilnya polisi telah mengidentifikasi informasi hilangnya orang yang diduga terkait Gafatar di sejumlah daerah yang ada di wilayah hukum Polda Jawa Tengah. “Persoalan ini masih terus kita telusuri,” ujarnya.
Kepala Subdirektorat IV Direktorat Intelijen dan Keamanan Polda Jawa Tengah, AKBP Amad Sukandar mengatakan sejumlah informasi mengenai orang hilang yang terkait dengan organisasi Gafatar sebagian sudah masuk menjadi laporan di kantor polisi.
Ia juga menjelaskan, informasi tentang laporan orang hilang tersebut sudah terpantau di Kota Semarang, Solo, Kabupaten Banyumas, Banjarnegara, Brebes, Kudus, Jepara serta Kabupaten Wonogiri.
Bahkan beberapa laporan ini sebenarnya lebih dulu dibandingkan dengan santernya kabar tentang hilangnya dokter Rica, di Yogyakarta, beberapa waktu lalu. “Di Jawa Tengah laporan orang hilang karena organisasi Gafatar sudah ada sebelumnya,” kata Ahmad.