REPUBLIKA.CO.ID, MEMPAWAH -- Ratusan warga eks anggota Ormas Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang menetap di Kabupaten Mempawah, sejak Selasa (19/1) siang, mulai dievakusi ke Kota Pontianak. Selanjutnya mereka akan dipulangkan ke kampung halamannya masing-masing.
Bupati Mempawah, Ria Norsan saat dihubungi mengatakan sesuai rapat koordinasi pihaknya sepakat untuk mengevakuasi eks Gafatar itu untuk meninggalkan Mempawah. Salah satu lokasi permukiman eks Gafatar tersebut adalah di kilometer 12 Moton Asam, Desa Antibar, Kecamatan Mempawah Timur. Sejumlah truk milik TNI berikut anggota dikerahkan guna mengevakuasi warga eks Gafatar tersebut.
Sejak pagi, rapat dilakukan di Kantor Bupati Mempawah untuk membahas pemulangan mereka. Kemudian sekitar pukul 14.10 WIB, seluruh unsur Forkopimda Mempawah langsung keluar untuk menuju lokasi. "Mereka sudah bersedia kita evakuasi dan dikembalikan ke daerah asal. Evakuasi dilakukan dengan menggunakan sejumlah armada yang sudah disiapkan dan selanjutnya akan dibawa ke Pontianak," ujar Ria Norsan.
(Baca Juga: TNI AL Kerahkan Kapal Evakuasi Eks Gafatar).
Pemulangan tersebut nantinya menggunakan kapal laut. "Kita sudah tangani soal dana pemulangan mereka sesuai kemampuan, mengenai aset-aset mereka semua nanti juga akan kami urus," ujarnya Rabu (20/11).
Berdasarkan pendataan pemerintah Kabupaten Mempawah, jumlah mantan anggota Gafatar di kabupaten itu mencapai 749 orang. Warga eks Gafatar yang umumnya berasal dari Pulau Jawa itu tampak pasrah dan bersedia menerima tawaran evakuasi.
Pada Senin (18/1) malam, satu unit mobil jenis Avanza yang diduga milik salah seorang eks anggota Gafatar dibakar di halaman Kantor Bupati Mempawah. Mobil tersebut diduga milik mantan anggota Gafatar yang tengah bernegosiasi dengan pemerintah daerah setempat seiring ultimatum warga yang menolak mereka untuk tinggal di wilayah itu.
Bupati Mempawah Ria Norsan sempat meminta massa untuk membubarkan diri. "Sejumlah perwakilan eks Gafatar tersebut meminta waktu untuk mendiskusikan tuntutan massa dengan kelompok dan keluarga mereka," ungkap Ria.
Namun, massa enggan membubarkan diri dan meminta supaya para mantan anggota Gafatar itu segera meninggalkan Mempawah. Tidak hanya itu, warga juga membakar sembilan rumah yang menjadi tempat tinggal mantan anggota Gafatar di Mempawah.