REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK--Tewasnya mantan Ketua KNPI Depok periode 2000-2005, Agustian Hermawan di Suriah yang diduga terlibat kelompok ISIS dibenarkan Peneliti Ahli pada Badan Nasional Penanggulan Teroris (BNPT), Sidra Tahta Mukhtar.
"Infonya seperti itu, sudah sebulan lalu tewasnya. Katanya, bom bunuh diri. Namun untuk lebih pasti saya harus cek data lagi di kantor," ujar Sidra saat ditemui seusai menjadi pembicara penanggulangan aksi teror di Markas Polresta Depok, Rabu (20/1).
(Baca: Mantan ketua KNPI Tewas di Suriah).
Kapolresta Depok, Kombes Pol, Dwiyono juga mengatakan belum mendapat laporan pasti kebenaran tewasnya aktivis kepemudaan dan kader PAN Depok."Belum mendapat laporan, juga belum ada laporan keluarga ke Mapolresta Depok. Tapi kami akan mencoba mencari informasi," terang Dwiyono
Sementara itu, Dwiyono mengungkapkan saat ini Mapolresta Depok menerima laporan pengaduan orang hilang warga Tirtajaya, Sukmajaya, Depok. Ada satu keluarga yang dilaporkan tiba-tiba menghilang.
Laporan tersebut dilaporkan oleh seorang warga bernama Dian Mayasari. Ia kehilangan keluarganya yakni Defri, istri abangnya, dan empat anak-anak. Mereka yakni Defri Genta Purnama (44), istrinya Devi Susanti (43), dan anak mareka Kazel (18), Anggita (13), Ila (8), Kiki (7), Angga (2), pergi menghilang sejak 7 Desember 2015.
Pihak keluarga khawatir keluarganya ikut kelompok radikal atau teroris. Diduga mereka sudah bergabung sekitar sembilan tahun menjadi jamaah Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), pimpinan Ahmad Moshaddeq."Dari penggeledahan rumah keluarga pelapor ditemukan satu bendera Gafatar dan beberapa buku keagamaan," ungkap Dwiyono.