Jumat 22 Jan 2016 15:16 WIB

Menteri Yohana: Jangan Ada Stigmatisasi kepada Eks Gafatar

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Achmad Syalaby
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise, saat rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (31/8).  (Republika/ Rakhmawaty La'lang)
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise, saat rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (31/8). (Republika/ Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Insiden pembakaran yang menimpa permukiman warga eks-pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Moton Panjang, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, pada Selasa (19/1) lalu menyisakan trauma. Khususnya bagi anak-anak yang menyaksikan langsung kediamannya ludes dirusak massa.

(Baca: Anak-Anak Eks Gafatar Dihantui Trauma).

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak-anak (PPPA) Yohana Yembise mengatakan, anak-anak dan perempuan selalu menjadi kelompok yang paling rentan. Dia juga menegaskan, aksi amuk dan perusakan tidak dapat dibenarkan apa pun alasannya.

“Perlunya upaya untuk segera melakukan pendampingan, pemulihan, dan rehabilitasi bagi perempuan dan anak yang sudah terlanjur menjadi korban,” kata Menteri Yohana dalam keterangan resminya, Jumat (22/1).

Anak-anak di bawah umur kerap terseret dalam pusaran konflik tanpa mereka bisa mengetahui penyebabnya. Karena itu, Menteri Yohana meminta pemerintah daerah dan unsur-unsur terkait agar berperan aktif dalam memulihkan korban. Khususnya anak-anak agar tidak ada stigma negatif lantaran orang tuanya pernah ikut aliran organisasi tertentu.

“Jangan ada stigmatisasi dan pengucilan kepada korban,” tegas dia.

Menurut data yang diterima Republika.co.id, Jumat (22/1), total pengungsi eks-Gafatar asal Mempawah dan Kubu Raya di Kompleks Perbekalan dan Angkutan Kodam (Bekangdam) XII/Tanjungpura serta Kompi Senapan B Yon 643 Wanara Sakti ada sebanyak 1.558 orang. Adapun 640 jiwa di antaranya merupakan anak-anak. (Hasanul Rizqa)

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement