REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Sebanyak 105 orang eks-Gafatar asal Jambi di Pontianak, Kalimantan Barat, tidak mau pulang ke Jambi meskipun telah dijemput oleh pemerintah daerah.
Kepala Bidang Penanganan Konflik Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jambi, Sigit Eko Yuwono mengatakan warga Jambi yang pindah ke Kalimantan dan ikut eks Gafatar sebanyak 30 kepala keluarga (KK) dengan jumlah keseluruhan 105 jiwa.
"Sekarang mereka sudah berada di Pontianak. Namun secara keseluruhan menyatakan tidak ingin lagi pulang ke Jambi dan lebih memilih merantau ke daerah lain," kata Sigit, Rabu (27/1).
Dia mengatakan, dua KK telah pulang lebih awal, namun mereka juga tidak pulang ke Jambi melainkan ke Banten dan Jogja untuk merantau. Mereka beralasan di Jambi tidak lagi memiliki harta benda termasuk Ketua Gafatar Jambi, yakni Abdi Ardiansyah yang diketahui lebih awal meninggalkan rombongan eks Gafatar asal Jambi menuju Jogja.
"Dua KK sudah pulang tapi tidak pulang ke Jambi. Satu ke Banten dan satu KK lagi ke Jogja. Rata-rata yang masih di Pontianak tidak mau pulang ke Jambi mereka maunya merantau ke Jawa," katanya.
Sigit menjelaskan, rencananya, pemulangan warga Jambi eks Gafatar di Pontianak ini akan dilakukan pada Jumat (29/1) besok dengan dengan menggunakan kapal laut milik TNI AL menuju Tanjung Periuk (Jakarta). Setelah sampai di Tanjung Periuk langsung diberangkatkan ke daerah masing-masing melalui jalur darat dengan menggunakan bus.
"Jumat besok kami ke Tanjung Periuk, Sabtu lah paling lama. Dari Tanjung Periuk mungkin langsung mendampingi warga Jambi ini ke Jawa," ujarnya.
Meski demikian, Sigit mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan pendekatan-pendekatan kepada warga Jambi yang ada, agar mau kembali pulang ke Jambi. Dan perihal ini katanya telah dilaporkan ke pemerintah Provinsi Jambi.
"Sudah dilaporkan ke Pemprov Jambi bahwa mereka tidak mau pulang, tapi sekarang masih dibujuk-bujuk," kata Sigit.