Rabu 03 Feb 2016 22:06 WIB

Tim Korpakem DIY Awasi Eks Gafatar Hingga Setahun Ke depan

Rep: Yulianingsih/ Red: Hazliansyah
Sejumlah eks Gafatar berjalan menuju bis untuk pulang kampung di Balai Pemberdayaan Sosial Bina Remaja (BPSBR) Dinas Sosial Jabar di Cibabat, Kota Cimahi, Senin (1/2).
Foto: Republika/ Edi Yusuf
Sejumlah eks Gafatar berjalan menuju bis untuk pulang kampung di Balai Pemberdayaan Sosial Bina Remaja (BPSBR) Dinas Sosial Jabar di Cibabat, Kota Cimahi, Senin (1/2).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Tim Kordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan dan Keagamaan dalam Masyarakat (Korpakem) DIY akan melakukan pengawasan khusus pada mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang telah dikembalikan ke masyarakat.

Asisten Intelijen Kejati DIY Joko Purwanto mengatakan, Korpakem akan mengirimkan timnya melakukan pengawasan khusus pada mantan anggota gafatar selama setahun ke depan.

"Meski sudah di masyarakat tetap kta evaluasi terus," ujarnya, Rabu (3/2).

Sebab kata dia, mantan anggota gafatar diindikasi belum sepenuhnya dapat kembali ke masyarakat. "Ini karena mereka menganggap lingkungannya tidak sama dengan kelompoknya," ujarnya.

Pengawasan untuk mengantisipasi penyebaran paham yang mereka anut ke kelompok lain dan mencegah terjadinya eksodus penduduk kembali.

Saat ini kata dia, masih ada 17 orang mantan gafatar yang ditampung di Youth Center Mlati, Sleman. Mereka ini tidak diketahui daerah asal juga tidak memiliki sanak keluarga di Yogyakarta. Namun saat didata, mereka menyatakan keinginan untuk tinggal dan bekerja di Sleman.

Namun permasalahanya mereka tidak memiliki dokumen resmi sehingga menyulitkan pihak Pemprov dan Pemkot.

"Ini dipandang akan menyulitkan ke depannya. Karenanya kita akan berkoordiinasi untuk menyelesailan masalah tersebut," katanya.

Di //Youth Center// saat ini juga ada tambahan 40 mantan Gafatar. Mereka tiba di Sleman pada Selasa (2/2) malam setelah dipulangkan dari Asrama Donohudan Solo. Dari jumlah ini satu orang dirawat di RSJ Ghrasia Pakem.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement