REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polda Metro Jaya menggandeng Australian Federal Police (AFP) untuk menguak misteri tewasnya Wayan Mirna Salihin (27) seusai meminum kopi yang mengandung zat sianida.

Pakar hukum pidana Andi Hamzah menilai, kerja sama kepolisian Indonesia, dalam hal ini Polda Metro Jaya (PMJ), dengan AFP sudah tepat. Pasalnya, untuk menggali dan menelusuri latar belakang kehidupan para anak muda saat tinggal di Australia sangat penting.

Untuk diketahui, Jessica Kumala (27) dan Wayan Mirna Salihin merupakan teman semasa kuliah di Billy Blue Collage of Design, Sidney, Australia. Begitu juga dengan Hani dan kembaran Mirna, Sandy Salihin, yang juga menempuh pendidikan di kampus yang sama, tapi berbeda jurusan. Sedangkan suami Mirna, Arief Soemarko, belajar di Melbourne, Australia.

"Iya, ini penting untuk polisi menggali kedekatan hubungan Jessica dan Mirna," ujar Andi kepada Republika.co.id, di Jakarta, Selasa (9/2).

Ia melanjutkan, dengan begitu nanti bisa diketahui di mana tempat tinggal masing-masing individu ini saat tinggal di Negeri Kanguru. Selain itu, kata dia, juga untuk mencari kedekatan hubungan keduanya.

"Ini untuk mencari motif pembunuhan, motif seks atau apa," katanya.

Kerja sama antara Polda Metro Jaya dan AFP diharapkan bisa melengkapi puzzle-puzzle penyebab terbunuhnya Mirna.  Seperti diketahui, Jessica Kumala merupakan teman ngopi Mirna dan Hani pada 6 Januari 2016 lalu.

Setelah meminum kopi, Mirna tiba-tiba kejang dan dari mulutnya mengeluarkan busa. Mirna sempat dibawa ke klinik GI dan rumah sakit Abdi Waluyo, tapi nyawanya tetap tak terselamatkan.

Polda Metro Jaya kemudian menetapkan Jessica Kumala Wongso sebagai tersangka kasus tewasnya Mirna pada 29 Januari lalu. Saat ini, Jessica masih ditahan di rumah tahanan Polda Metro Jaya.

Ikuti Whatsapp Channel Republika