Selasa 09 Feb 2016 19:37 WIB

Luhut: Tak Ada Niat Pemerintah Lemahkan KPK

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Karta Raharja Ucu
Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Luhut Binsar Panjaitan mengatakan yang selama ini ditafsirkan publik soal isi RUU KPK menurut Luhut, adalah keliru. Ia mengatakan tak ada niat pemerintah untuk mengebiri atau melemahkan KPK.

Luhut mengatakan Revisi UU KPK bersifat spirit keseimbangan. Karenana, ia menilai perlu adanya keseimbangan dalam semua lembaga agar tak menjadi lembaga yang adidaya. Ia menilai perlu ada chek and balance dalam sebuah lembaga dan organisasi.

Dikatakan Luhur, Dewan Pengawas dalam poin RUU KPK bukan berarti mengebiri kinerja lembaga antikorupsi tersebut. Dewan Pengawas, kata dia, dibentuk bertugas mengingatkan KPK dalam bekerja.

"Nanti tugasnya mengingatkan. Hal ini begini hal itu begitu. Gak adalah melemahkan. Jangan dipolitisir lah," ujar Luhut, Selasa (9/2).

Dewan Pengawas juga akan dipilih pemerintah. Luhut mengatakan, tak mungkin juga Dewan Pengawas berisi orang-orang yang memang tidak berkompeten.

Luhut mengatakan, untuk personil dari Dewan Pengawas ini juga akan dipilih oleh pemerintah. Luhut mengatakan tak mungkin Dewan Pengawas berisi orang-orang yang memang tidak berkompeten.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement