REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Irak sedang mencari bahan radioaktif berkategori sangat berbahaya yang dicuri tahun lalu. Menurut sebuah dokumen di Kementerian Lingkungan dan Seven Security, pejabat kementerian dan provinsi khawatir bahan radioaktif itu digunakan sebagai senjata jika sampai diakuisisi oleh ISIS.
Dilansir dari Reuters, Kamis (18/2), materi itu disimpan dalam wadah pelindung seukuran laptop. Ia hilang pada November dari fasilitas penyimpanan di dekat kota bagian selatan Basra milik ladang minyak AS, Weatherford.
Seorang juru bicara Kementerian Lingkungan Irak mengaku tidak bisa membahas masalah tersebut, lantaran khawatir akan isu keamanan nasional. Seorang juru bicara Weatherford di Irak juga menolak berkomentar. Begitu pula markasnya di Houston.
Bahan yang digunakan dalam proses industri gamma radiografi ini dimiliki oleh perusahaan Turki berbasis Istanbul, SGS. Namun, seorang pejabat SGS di Irak menolak berkomentar, begitu pula ketika dikontak via sambungan telepon.
Dokumen tertanggal 30 November yang ditujukan kepada Centre for Prevention of Radiation itu menggambarkan pencurian sumber radioaktif yang sangat berbahaya Ir-192 milik SGS dari depot milik Weatherford di daerah Rafidhia dari Provinsi Basra. Bahan ini disebutkan memiliki aktivitas sangat radioaktif.
Seorang pejabat senior Kementerian Lingkungan di Basra yang menolak disebutkan namanya mengatakan, perangkat itu mengandung sampai 10 gram (0,35 ons) "kapsul" Ir-192, isotop radioaktif dari iridium yang juga digunakan untuk mengobati kanker.
Baca juga:
Ledakan Ankara, Belum Ada Pihak Mengaku Bertanggung Jawab