REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan jemaat Gereja Bethel Indonesia (GBI) Kalijodo, Jakarta Utara, pada akhir pekan ini mulai mengemasi barang-barang dan aset yang terdapat di dalam bangunan ibadah itu. Hal itu mereka lakukan menyusul beredarnya perintah penertiban kawasan prostitusi tersebut oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, beberapa waktu lalu.
Juru bicara GBI Kalijodo, Ronald Panjaitan menuturkan, jemaat di gerejanya pada Ahad ini masih melakukan kebaktian seperti pekan-pekan sebelumnya. Peribadatan mereka itu berlangsung dari pukul 08.00-10.00 WIB.
"Tapi hari ini mungkin bakal menjadi kebaktian terakhir kami di sini (Kalijodo). Setelah peribadatan selesai, kami bersiap-siap mengosongkan gereja," ujar Ronald kepada Republika.co.id, Ahad (21/2).
Berdasarkan pantauan, sebagian jemaat GBI Kalijodo pada siang ini tampak sibuk memindahkan barang-barang ke luar bangunan ibadah tersebut. Sebagian lagi terlihat mengangkut perabotan milik gereja itu ke atas mobil pikap dan gerobak kayu.
"Rencananya barang-barang ini akan kami titipkan sementara di beberapa rumah jemaat kami," kata Ronald.
Ia mengatakan, GBI Kalijodo sudah beroperasi sejak 1968 dan merupakan satu-satunya gereja di kawasan itu. Kini, setelah berembusnya kabar penertiban Kalijodo oleh Pemprov DKI, anggota GBI Kalijodo harus merelakan rumah ibadah yang berusia hampir setengah abad itu terkena dampak penggusuran.
(Baca Juga: Bongkar Kalijodo, Pemprov DKI Ditantang Gusur Mal Taman Anggrek)
"Jika pekan depan kami masih diizinkan (Pemprov DKI) untuk beribadah di gereja ini, maka kami akan kembali mengadakan kebaktian walau dengan fasilitas seadanya. Jika tidak diperbolehkan lagi, berarti ini adalah hari terakhir kami beribadah di sini. Kita lihat perkembangan keadaan nantinya gimana," ucap Ronald lagi.