REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Asosiasi Pengusaha Tempat Hiburan DKI Jakarta, Anhar Nasution menilai sikap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok diskriminatif dalam kasus penertiban prostitusi.
"Ahok hanya menyebut beberapa hotel-hotel dan tempat hiburan malam saja yang diduga menyediakan jasa prostitusi. Itu tidak sehat, kemungkinan besar ada persaingan bisnis dari pihak-pihak tertentu," katanya dalam siaran persnya, Selasa, (23/2).
Dia meminta Ahok memeriksa semua hotel di Jakarta. Jangan hanya satu hotel saja. Menurut dia, pernyataan Ahok yang hanya menyudutkan salah satu hotel dan tempat hiburan malam sangat sarat dengan kepentingan pihak tertentu.
Di Jakarta, dia menjelaskan, setidaknya terdapat 247 griya pijat, 80 diskotek, 16 kelab malam, 7 mandi uap, 14 spa, 267 karaoke, 174 live music, dan 39 lokasi pijat reflek.
"Jika Ahok serius ingin memberantas prostitusi, seluruh lokasi tempat hiburan tersebut ikut diperiksa. Prostitusi sudah ada sejak dunia ini terbentang, kalau mau jujur dan tidak munafik semua hotel dan tempat hiburan itu ada, jangan mengkotak-kotakkan," katanya.
(Baca: Kabar Prostitusi di Hotel Alexis, Ini Reaksi Ahok).
Anhar meminta kepada Ahok untuk bisa mencari solusi terbaik dalam permasalahan prostitusi ini. Namun dia mengingatkan Pemprov untuk fokus dalam peredaran narkoba di tempat-tempat hiburan malam di Jakarta.