REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Eni (51 tahun) warga RT 04/05 Penjaringan, Jakarta Utara mangaku tidak menolak adanya penertiban di kawasan Kalijodo tersebut. Kedatangannya hanya ingin melihat tempat tinggalnya yang dulu kini dirobohkan.
"Saya hanya mau menyaksikan sendiri rumah yang saya bangun susah-payah payah dibongkar pemerintah. Saya hanya ingin lihat buat yang terakhir," ujarnya di lokasi, Jakarta Utara, Senin (29/2).
Eni mengaku mengumpulkan uang yang tidak sedikit untuk mendirikan bangunan yang dihuninya sekian lama. Apalagi mengingat penghasilannya hanya diperoleh dari berjualan di warung kelontongan biasa.
Kedepannya, nenek empat cucu ini berencana membuka kos-kosan dengan enam kamar yang disewakan. Dengan begitu, dia mengatakan hasil jualannya akan meningkat dengan menyewakan kamar-kamar tersebut. "Saya habis Rp 400 juta. Rumah ini baru saja direnovasi. Enam kamar rencananya buat kos-kosan," ujar Eni.
(Baca Juga: Eksekusi Kalijodo Jadi Tontonan Warga)
Saat ditanyakan perihal kepindahannya ke rumah susun, Eni mengaku tidak berminat. Menurut dia penggantian tersebut tidak sebanding dengan harga bangunan rumahnya. "Uang yang saya keluarkan buat bikin rumah berapa, terus mau kerja apa, mau dagang apa di rusun? Saya mending pindah ke Tangerang yang Gubernurnya Rano Karno," ujar Eni nampak kesal.
Eni mengatakan untuk sementara ini tinggal di rumah kerabatnya. Sambil menunggu proses hukum yang masih berlangsung yakni menggugat pemerintah provinsi DKI ke pengadilan Tata Usaha Negara.