Rabu 09 Mar 2016 03:30 WIB

Taman Pintar Siapkan 5 Teleskop Amati GMT

Taman Pintar Yogyakarta
Foto: WisataYogya
Taman Pintar Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Tempat wisata dan edukasi di Kota Yogyakarta Taman Pintar akan menyiapkan lima teleskop dan empat televisi plasma berukuran 80 inci untuk pengamatan gerhana matahari di Tugu, Rabu (9/3).

"Kami memiliki enam teleskop, tetapi yang nanti digunakan untuk pengamatan hanya lima," kata Kepala Kantor Pengelola Taman Pintar Yogyakarta Yunianto Dwi Sutono di Yogyakarta, Selasa (8/3).

Namun, akan ada tambahan satu teleskop dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta yang bisa digunakan masyarakat untuk mengamati gerhana matahari.

Sedangkan untuk masyarakat lain, lanjut dia, bisa langsung menyaksikan proses terjadinya gerhana matahari melalui layar televisi plasma yang berukuran cukup besar.

Televisi plasma tersebut akan ditempatkan di empat lokasi karena dimungkinkan ada cukup banyak warga yang berkeinginan melihat proses terjadinya gerhana matahari.

Selain menyaksikan proses terjadinya gerhana matahari, akan dilakukan salat gerhana berjamaah di Jalan Pangeran Diponegoro pada pukul 06.30 WIB.

"Karena proses terjadinya gerhana baru akan berlangsung sekitar pukul 07.00 WIB, maka sebelumnya akan dilakukan salat gerhana berjamaah terlebih dulu, baru kemudian dilakukan pengamatan bersama," katanya.

Berdasarkan perkiraan, puncak gerhana matahari di Kota Yogyakarta terjadi pukul 07.23 WIB. Di Yogyakarta tidak akan terjadi gerhana matahari total, karena totalitas gerhana hanya mencapai sekitar 81,59 persen.

Yunianto berharap, pengamatan gerhana matahari yang dilakukan di Tugu tersebut akan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai proses terjadinya gerhana dan bukan untuk semakin menguatkan mitos yang berkembang di masyarakat.

Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan akan menyempatkan waktunya untuk bersama-sama dengan masyarakat menyaksikan proses terjadinya gerhana matahari di Tugu.

"33 tahun lalu, tidak ada euforia masyarakat mengenai gerhana matahari. Yang terjadi justru warga tidak diperbolehkan keluar rumah. Tetapi, sekarang justru banyak yang ingin menyaksikan," katanya yang mengaku diharuskan tinggal di dalam rumah selama gerhana berlangsung.

Ia berharap, masyarakat yang hendak menyaksikan proses terjadinya gerhana matahari dapat melakukan pengamatan dengan cara yang benar untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

"Selain menyaksikan secara langsung, warga juga diimbau mengikuti salat gerhana berjamaah. Ini tanda kebesaran Allah SWT," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement