REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono melakukan Tour de Java selama dua pekan mulai Selasa (8/3). SBY menyatakan dia tidak khawatir dengan kritikan terhadap kunjungan ke empat provinsi di Pulau Jawa tersebut.
"Tadi pagi saya mendengar, ada apa itu SBY jalan-jalan sepanjang Pulau Jawa? Mungkin ada yang curiga, mungkin berfikir negatif. Padahal, ini terang. Silakan kalau ada yang mengikuti dan memantau," kata SBY melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (9/3).
Kritikan tersebut merupakan bagian dari kebebasan berpendapat, seperti halnya SBY melakukan Tour de Java. "Saya memahami demokrasi, politik dan hak-hak sipil. Saya mengerti bagaimana negeri ini harus menjadi the land of free. Freedom yang digunakan secara tanggung jawab," ujar dia.
Dia pun menyatakan tidak ada polesan dan rekayasa dalam kunjungan ini. Kunjungan ini penting bagi negara dan pemerintah karena menjadi ruang untuk mendengarkan masukan dan mendapatkan dukungan dari rakyat. SBY ingin mendengarkan masukan dari rakyat seperti ketika dia masih memerintah sebagai Presiden Ri ke-6.
"Tidak ada rekayasa. Kunjungan saya berjalan apa adanya. Biarlah begitu. Ini juga penting bagi negara dan penting bagi pemerintah, sebagaimana dulu saya mendengarkan apa adanya," kata dia.
SBY menyatakan dia tetap mendengarkan ketika ada warga yang marah, menghujat, dan mengkritiknya. Dia menambahkan dukungan menunjukkan kebijakan pemerintah benar, berarti program pemerintah tidak salah dan tepat sasaran.
"Karena dengan itu alhamdulillah, kami bisa menyelesaikan amanah rakyat selama 10 tahun. Itulah pelajaran yang kami petik,’’ kata dia.