REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Komisi Penyiaran Indonesia menyampaikan keprihatinan atas masih minimnya siaran televisi berkualitas serta mendidik bagi remaja dan anak-anak di Tanah Air.
"Kami berharap televisi tidak hanya berpikir soal komersial semata, namun ikut memikirkan kreativitas anak dan remaja melalui program yang mencerahkan," kata Ketua KPI Judhariksawan di Padang, Kamis (10/3).
Ia menyampaikan hal itu pada acara literasi media dengan tema Menciptakan Penyiaran yang Sehat dan Bermanfaat Bagi Bangsa dan Negara yang diselenggarakan KPI Pusat.
Menurutnya, karena orientasi bisnis yang diusung oleh lembaga penyiaran pengelola sering terjebak untuk menghasilkan siaran yang tidak lagi menyasar anak dan remaja.
"Padahal siaran televisi merupakan teman bagi anak dan remaja saat berada di rumah, terutama ketika tidak ada aktivitas lain di lingkungannya," katanya.
Ia menilai lembaga penyiaran enggan membuat program yang mendidik bagi anak dan remaja dengan alasan rating rendah, ini terbukti ketika ada yang membuat program edukatif ternyata rating kurang bagus.
Judhariksawan melihat yang terjadi hari ini lembaga penyiaran terjebak dengan rating yang menjadi indikator untuk membuat suatu program serta menghasilkan iklan.
Rating ini, lanjut dia, selalu menjadi dalih bagi pengelola televisi bahwa apa yang mereka tayangkan sesuai dengan selera masyarakat.
Kalau ada teori yang menyatakan siaran televisi mencerminkan potret suatu masyarakat, kami tidak ingin mengatakan bahwa masyarakat punya selera yang kurang baik, ujarnya.
Ia menambahkan KPI terus mendorong masyarakat untuk memilih tayangan yang berkualitas dan bermanfaat sehingga pada akhirnya lembaga penyiaran hanya akan menghadirkan tayangan yang bermutu. "KPI akan terus mengawasi agar televisi mematuhi standar penyiaran yang harus dipatuhi," kata dia.