Selasa 15 Mar 2016 11:57 WIB

Muhammadiyah: Argumen Densus 88 tak Masuk Akal

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Achmad Syalaby
dahnil
Foto: rakhmawati la'lang
dahnil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, eksistensi Densus 88 Polri harus diperbaiki. 

"Selama ini kerja Densus 88 abai terhadap nilai-nilai hak asasi manusia (HAM) dan mendorong pentingnya mengungkap kelompok radikalis sampai akar-akarnya melalui penegakan hukum yang tegas, hampir semua terduga teroris berakhir mati," katanya, Selasa, (15/3).

Namun yang mencurigakan, mengapa mereka harus ditembak mati tidak jelas.  Terakhir berkaitan dengan kematian Siyono, warga Klaten yang diduga teroris. Dia mengatakan,  penyebab kematian yang bersangkutan terkesan tidak jelas dengan berbagai alibi yang tidak masuk akal. Argumen itu dikembangkan pihak Densus 88.

"Oleh sebab itu saya rasa penting melakukan evaluasi terhadap Densus 88 ini melalui perbaikan kualitas operasi. Sebab  apabila cara kerja Densus 88 masih seperti saat ini saya kira justru Densus 88 menjadi salah satu trigger semakin banyak gerakan radikalis yang mengancam Indonesia," ujarnya.

 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement