Rabu 23 Mar 2016 23:48 WIB

Menhan Ryamizard akan ke Pakistan Perkuat Hubungan

(dari kiri) Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu bersama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menghadiri rapat terbatas bersama presiden di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (23/2).
Foto: Republika/ Wihdan
(dari kiri) Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu bersama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menghadiri rapat terbatas bersama presiden di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (23/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu akan mengadakan lawatan ke Pakistan untuk meningkatkan kerja sama kedua negara di bidang pertahanan dan keamanan, kata Duta Besar Pakistan untuk Indonesia Mohammad Aqil Nadeem, di Jakarta, Rabu.

"Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dijadwalkan mengadakan kunjungan tiga hari pada bulan Mei," kata Dubes Aqil Nadeem dalam wawancara dengan Antara sehubungan dengan Hari Nasional Republik Islam Pakistan yang jatuh pada 23 Maret 2016.

Menhan Ryamizard akan mengadakan kunjungan kehormatan kepada Perdana Menteri Nawaz Syarif dan para sejawatnya.

Sebagai produsen jet tempur, kata Dubes Aqil Nadeem, Menhan Ryamizard juga akan mengunjungi fasilitas pembuatan pesawat.

Terkait dengan kerja sama untuk memerangi terorisme, katanya lagi, Pakistan dan Indonesia telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) sebagai landasan untuk kerja sama memerangi teorisme dan sepakat membentuk kelompok kerja bersama kontra terorisme.

"Kelompok yang dibentuk oleh pemerintah Indonesia dan Pakistan bertemu secara reguler," kata dia.

Sebagai realisasi dari kerja sama ia merujuk kepada ekstradisi gembong teroris Umar Patek ke Indonesia.

Umar Patek ditangkap aparat keamanan di Abbotabad, Pakistan, pada 30 Maret 2011, mengakhiri aksi 10 tahun pelarian teroris yang kepalanya dihargai 1 juta dolar AS oleh Pemerintah Amerika Serikat. Setelah Bom Bali I, Patek dikabarkan berpindah-pindah untuk menghindari penangkapan dirinya.

Lebih jauh Dubes Aqil Nadeem mengatakan bahwa Pakistan mengadakan program deradikaalisasi yang diikuti para militan Taliban Pakistan.

"Usaha-usaha yang kami lakukan terkait dengan program deradikalisasi berhasil dan bermanfaat bagi bekas militan Taliban Pakistan," katanya.

Menurut dia, para bekas militan belajar berbagai keterampilan antara lain di bidang elektronik dan bangunan. "Kami ingin bertukar pengalaman dengan Indonesia dalam program deradikalisasi," demikian Dubes Aqil Nadeem.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement