Jumat 01 Apr 2016 13:14 WIB

Dokter Muhammadiyah Segera Autopsi Jenazah Siyono

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Bayu Hermawan
Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak tengah menabur bunga di makam Siyono
Foto: Antara
Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak tengah menabur bunga di makam Siyono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PP Muhamadiyah akan mengerahkan enam dokter ahli forensik untuk segera melakukan autopsi terhadap jenazah terduga teroris Siyono (39). Namun karena alasan keamanan, Muhammadiyah enggan menyebutkan tanggal pasti autopsi tersebut dilakukan.

"Muhammadiyah telah menunjuk enam dokter ahli forensik dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan wilayah Jawa Tengah untuk melakukan autopsi," kata Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak saat konferensi pers "Mencari Keadilan untuk Suharmi" di Jakarta, Jumat (1/4).

Awalnya, autopsi akan dilakukan Rabu (30/3), namun karena alasan teknis, autopsi tersebut pun ditunda. Autopsi tersebut dilakukan atas permintaan keluarga Siyono, terutama sang istri, Suharmi.

Pemuda Muhammadiyah pun kerap berulangkali mempertanyakan keseriusan Suharmi perihal autopsi tersebut, terutama berkaitan dengan kuasa yang ia berikan pada Muhammadiyah.

Suharmi sendiri percaya bahwa Muhammadiyah dan ormas serta lembaga lain yang terkait, mampu mendampinginya mencari keadilan atas meninggalnya Siyono.

Dahnil mendapat laporan dari rekan-rekan yang berjaga di kediaman Suharmi di Dusun Brengkungan, Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Klaten, Jawa Tengah, bahwa ia merasa mendapat teror.

Sebab ada saja orang yang mengawasi dan datang ke rumahnya yang ia curigai sebagai pihak ketiga. Aparatur desa pun, kata Dahnil, terkesan ikut menerornya. Suharmi pun minta ditemani.

(Baca: Busyro: Aneh, Warga Tolak Autopsi Jenazah Siyono)

Hingga kini, tim Komando Kesiapsiagaan Pemuda Muhammadiyah (Kopam) melakukan penjagaan terhadap Suharmi dan lima anaknya.  Dahnil mengatakan tidak boleh ada orang asing di sekitar kediaman Suharmi, termasuk terhadap kuburan Siyono.

"Karena khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, maka kuburan Siyono kami jaga 24 jam secara bergantian," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, dia membantah tuduhan pihak-pihak yang menyudutkan Muhammadiyah karena terkesan ngotot membela keluarga Siyono. Dahnil menegaskan, pendampingan yang dilakukan Muhammadiyah bukan karena Siyono atau Suharmi adalah kader Muhammadiyah.

"Mereka bukan kader Muhammadiyah. Siapapun orang yang datang ke kami, meminta bantuan mencari keadilan, apapun latar belakang dan agamanya, pasti akan kami bantu semampu kami," jelasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement