REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -- Personel Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) Jawa Tengah terus berpatroli di sekitar makam Siyono dan rumah keluarganya di Dukuh Brengkungan RT 11/05, Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Klaten, Jawa Tengah.
Pemantauan terhadap makam jenazah Siyono yang hanya berjarak sekitar 200 meter dari rumah keluarga dilakukan untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan. Pengawasan itu akan dilakukan hingga autopsi berhasil dilakukan.
Komando Kokam M Ismail menjelaskan, patroli di sekitar makam dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tak diinginkan. Dia menjelaskan, bisa saja mayat Siyono dicuri kemudian makamnya direkayasa. Dia pun mengkhawatirkan adanya cairan yang bisa dimasukkan ke jenazah Siyono. ''Jadi, terus kami pantau,'' tambah Ismail.
Dia menjelaskan, patroli juga dilakukan untuk memberikan rasa aman bagi keluarga almarhum Siyono di Dusun Brengkungan RT 11/05 Desa Pogung, Kecamatan Cawas. Menyusul langkah advokasi yang dilakukan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. "Bukan pengamanan, tapi memberikan rasa aman. Karena kami diminta keluarga, khususnya Bu Suratmi (istri Siyono) untuk mendampingi,” ujar Ismail.
Meski menempatkan personel, Kokam tidak akan menghalangi tamu-tamu yang ingin bertemu dengan Suratmi maupun keluarganya. Hal ini terlihat dari beberapa personel Kokam yang tengah duduk-duduk di teras Masjid Muniroh, samping rumah almarhum Siyono.
Belum ada informasi kepastian jadwal pembongkaran makam dan autopsi jenazah Siyono (34 tahun) yang dimakamkan tidak jauh dari rumah duka Dukuh Brengkungan RT 11, RW 05 , Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Klaten, Jawa Tengah. "Soal rencana outopsi pasti dilakukan, tinggal momen yang tepat saja kapan masih kita koordinasikan,'' kata Husni Thamrin, fungsionaris PDM Klaten.