REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sistem Satu Arah (SSA) di sekitaran Kebun Raya Bogor (KRB) mengakibatkan beberapa titik mengalami kemacetan.
Bersama Pemerintah Kota Bogor, Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) Kota Bogor terus melakukan evaluasi.
"Adanya persinggungan arus kendaraan dari arah Baranangsiang dan Warung Jambu di kawasan Tugu Kujang, mengakibatkan terjadinya penumpukan kendaraan," kata Kepala Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas DLLAJ Kota Bogor Dodi Wahyudin, Ahad (3/4).
Dodi menambahkan, penyebab lainnya yaitu penyempitan jalur di jembatan Jalan Otto Iskandardinata (Otista) yang tidak jauh dari SDN Bangka.
Pihak kepolisian bersama DLLAJ melakukan evaluasi dan pengkajian dengan memutuskan untuk melakukan perubahan di Jembatan Otista.
"Akan dilakukan pelebaran jembatan Otista untuk mengurai kepadatan lalu lintas di Jalan Otista," kata Dodi.
Menurut Dodi, pelebaran jembatan tersebut akan mampu menambah lajur kendaraan yang akhirnya bakal mengurangi kepadatan kendaraan.
Dia menuturkan, titik jembatan di Jalan Otista menjadi penyebab antrian kendaraan ditambah tingginya volume kendaraan di kawasan sekitar Tugu Kujang.
"Di Tugu Kujang ada pertemuan arus kendaraan dari dua sisi jalan. Yaitu dari arah Baranangsiang dan Pajajaran (Warung Jambu), sehingga rawan penumpukan kendaraan," jelas Dodi.
Selain itu, Dodi menyatakan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) sejak Sabtu malam (2/4) telah memakukan pembongkaran pada sebagaian bagian jembatan Otista.
Meskipun begitu, Dodi menegaskan pelebaran jembatan tidak akan mengurangi atau menghilangkan pedestrian yang ada di sekitarnya.
"Pedestrian tetap ada, hanya nanti saja saat pekerjaan pelebaran yang akan sedikit mengganggu kenyamanan pejalan kaki," kata Dodi menjelaskan.
SSA sudah diuji coba sejak 1 April 2016 mulai pukul 00.00 WIB. Beragam dampak terjadi mulai dari perubahan rute angkot, kemacetan di titik tertentu, hingga penghapusan sementara Car Free Day di kawasan Jalak Harupat.