REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Warga korban banjir di Kota Bekasi, Jawa Barat mengeluhkan polusi debu yang muncul pascabanjir luapan Kali Bekasi pada Kamis (21/4).
"Debunya beterbangan di udara dari lumpur Kali Bekasi yang mengering terpapar sinar matahari," kata warga RT 15 RW 13, Perumahan Pondok Mitra Lestari, Kecamatan Jatiasih, Yusni (30 tahun) di Bekasi, Selasa (26/4).
Menurut dia, debu tersebut membuat lingkungan sekitar kumuh karena menempel di kaca rumah dan kendaraan. Bahkan, debu masuk ke dalam rumah hingga menempel di perabotan.
"Suami dan dua anak saya mulai bersin dan batuk-batuk karena terlalu sering menghirup debu yang beterbangan di dalam rumah," katanya.
Warga Blok C PML itu pun terpaksa harus rutin mengelap perabotan dan membersihkan lantai setiap harinya agar debu tidak menumpuk. "Saya sampai sakit pinggang, karena baru selesai mengeruk lumpurnya, sudah harus bersih-bersih lagi dari debunya," katanya.
Dia mengaku sangat berharap hujan deras di lingkungan rumahnya agar lumpurnya tersapu air dan debunya cepat hilang.
Hal senada diungkapkan Dimas (29) warga RT 10 RW 13 Perumahan Pondok Mitra Lestari. Dia memprediksi, pemulihan lingkungan untuk bisa kembali normal pascabanjir membutuhkan waktu paling tidak tiga bulan.
"Itu pun baru membersihkan lumpurnya bila hujannya turun. Biasanya, kalau lumpur hilang tinggal baunya yang sulit hilang," katanya.
Warga lainnya, Kevin warga Blok A PML mengaku sanggup menjual lebih dari 15 kantong masker isi lima dalam sehari dari toko di rumahnya. "Yang belinya lumayan banyak, khususnya buat anak-anak. Biasanya saya tidak nyetok banyak. Tapi karena permintaannya banyak, jadi saya juga stok banyak. Sebagian saya pakai juga," katanya.