REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meskipun Ujian Nasional SMP (UN SMP) sudah tidak lagi menjadi standar kelulusa siswa, Dinas Pendidikan DKI Jakarta tetap berupaya agar dokumen tidak bocor. Mulai dari pengiriman dari percetakan hingga ke sekolah-sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) DKI Jakarta, Sopan Adrianto mengatakan bahwa selama ini untuk bahan ujian berbasis kertas dikirim dari Jawa Timur yang dikawal oleh polisi. Saat tiba di Jakarta, kata dia, dokumen tersebut akan dilakukan serah terima dari Kapolda Jawa Timur kepada Kapolda DKI Jakarta.
"Nanti juga akan dikawal ke sekolah-sekolah," katanya kepada Republika.co.id, Senin (2/5).
Selain itu, menurutnya seluruh pihak terkait juga akan melakukan pengawalan internal. Kata dia, selama pelaksaan UN SMP pengawas dan kepala sekolah akan melakukan sistem piket penjagaan.
Sopan mengatakan, pelaksanaan UN SMP kali ini memang tidak menjadi standar kelulusan. Namun, nantinya tetap akan menjadi bahan evalusasi pihak Kementerian.
Kita lihat nanti dong, hasilnya itu bagaimana. Kementerian juga akan melakukan evaluasi nantinya mana yang sekolah yang jujur dan yang mana tidak, pasti akan ketahuan," jelasnya.
Menurut Sopan, Kementerian dan Presiden bahkan akan memberikan apresiasi kepada sekolah-sekolah yang indeks kejujurannya tinggi. "Dalam pelaksanaannya kita berharap tidak ada permainan," ujarnya.
Khusus distribusi ke Kepulauan Seribu nantinya akan dipusatkan di Pulau Pramuka. Menurut dia, distrusi ke Kepulauan Seribu akan dilakukan Ahad (8/5) pukul 05.30 WIB pagi.
"Saya sendiri yang akan serah terima dari dinas kepada pihak Kepulauan Seribu, itu pun dikawal oleh polisi," ucapnya.
Ia berharap di era transparan, peserta didik lebih menekankan kejujuran, integritas, dan prestasi. Karena, kata dia, tiga poin tersebut sangat penting sebagaimana visi-misi Disdik DKI Jakarta.