REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid menyatakan kesedihannya atas berbagai peristiwa kekerasan mengerikan yang sampai menghilangkan nyawa orang lain karena melanggar hukum dan hak asasi manusia.
"Peristiwa kekerasan yang mengerikan itu seperti perampokan, pemerkosaan dan pembunuhan," kata Hidayat Nur Wahid ketika menerima Delegasi Komunitas One Day One Juz di ruang kerjanya di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Senin.
Beberapa peristiwa mengerikan yang disebutkan Hidayat Nur Wahid antara lain, pemerkosaan dan pembunuhan terhadap siswi SMP berusia 14 tahun di Bengkulu yang dilakukan 14 orang, pembunuhan terhadap dosen di Yogyakarta, serta pemerkosaan terhadap siswa yang dilakukan 15 orang di Bolaan Mongondow Sulawesi Utara.
"Kejadian yang mengerikan seperti ini tidak boleh terjadi lagi," katanya. Menurut Hidayat, semua tindakan kriminal tersebut korban dan pelakunya sama-sama anak muda yang masa depannya masih panjang. Apalagi, kata dia, tindakan kriminal itu pemicunya adalah narkoba dan minuman keras.
"Semua hal negatif ini harus segera diakhiri," katanya. Menurut Hidayat, mengatasi hal ini perlu peran serta semua elemen masyarakat peran aktif pemerintah.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menambahkan, banyak elemen masyarakat yang berperan dalam melakukan pendidikan akhlak, moral dan karakter kepada rakyat Indonesis khususnya anak muda, salah satunya adalah Komunitas One Day One Juz (ODOJ)."Kegiatan dan program ODOJ yang mengajarkan membaca Alqur’an, sangat baik dalam membangun karakter bangsa," katanya.
Hidayat menambahkan, Alqur'an yang merupakan titab suci agama Islam berisi nilai-nilai kebaikan yang universal."Alqur'an tidak mengajarkan kejahatan, radikalisme atau terorisme. Al Qur'an menghadirkan Rahmat buat semua umat,? ujarnya.
Komunitas seperti ODOJ, menurut Hidayat, harus mendapat dukungan penuh dan pantas diberi ruang seluas-luasnya, bukannya malah dicurigai.