REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bengkulu akan memperkuat peran penyuluh agama menyusul adanya kasus pembunuhan dan pemerkosaan Yuyun (14), warga Padang Ulak Tanding, Kabupaten Rejanglebong, beberapa waktu lalu.
Penjabat Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Bengkulu H Bustasar di Bengkulu, Selasa, mengaku akan melakukan langkah konkrit dengan meningkatan bimbingan keagamaan kepada masyarakat. "Kami akan berupaya semampu kami, salah satunya adalah dengan memperkuat peran penyuluh agama di setiap desa dan kelurahan," ujarnya.
Baru-baru ini, H Bustasar didampingi Direktur Wakaf Kemenag RI H Suardi Abbas serta seluruh pejabat di lingkungan Kanwil Kemenag Kabupaten Rejang Lebong mengunjungi rumah orangtua Yuyun serta menyempatkan berziarah ke makam remaja putri tersebut.
Ia mengimbau kepada penyuluh agama yang berperan sebagai pembimbing dan panutan masyarakat harus lebih aktif dalam membimbing masyarakat sehingga tidak terpengaruh tradisi dan budaya negatif yang berkembang. "Kami akan optimalkan ratusan penyuluh agama yang tersebar di seluruh desa dan kelurahan dan mudah-mudahan upaya ini dapat menekan tindak amoral dan budaya negatif," ujarnya.
Dengan latar belakang perbedaan suku, ras, tradisi, bahasa, serta status sosial ekonomi, katanya, para penyuluh diminta untuk dapat mencari solusi masalah-masalah keimanan, keislaman (syariah) dan masalah budi pekerti yang terjadi di masyarakat.
Baca juga, Polisi: Pemerkosa Yuyun Pantas Dihukum Berat.
Lebih lanjut, Bustasar mengemukakan tragedi pemerkosaan yang dilakukan 14 pemuda terhadap yuyun merupakan peristiwa yang sangat keji dan pelakunya harus mendapatkan hukuman yang setimpal. Dia juga mengaku sangat prihatin dan berharap tidak akan terjadi peristiwa serupa di negeri ini.
"Ini peristiwa yang sangat memilukan, dan ke depan semoga tidak ada lagi peristiwa seperti ini," katanya