REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI Edy Rahmayadi usai mendarat di Pangkalan Militer Halim Perdanakusuma bersama empat WNI sandera Abu Sayyaf menjelaskan kronologi penjemputan para sandera di dekat wilayah laut perairan Filipina di Sulu.
Edy yang juga ketua tim operasional pembebasan empat sandera menjelaskan penyerahan empat sandera berada di laut pada Rabu, (11/5) pukul 16.35 WITA. Sebelumnya pihak TNI telah bersiap di Tarakan selama satu bulan.
"Ada lima kapal yang disiagakan, dua diantaranya, KRI Surabaya dan KRI Ajak," kata dia kepada wartawan, Jumat (13/5). Kelima kapal ini pada H-3 sudah memasuki wilayah perairan perbatasan antara Indonesia dan Filipina, bahkan mendekati Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Filipina.
"Kita berputar disana, setelah ada koordinat dan perintah dari Panglima TNI kita masuk 12 mil laut," ujar dia. Disana terjadi komunikasi antara Navy atau angkatan lautnya Filipina dengan TNI. Sehingga ada koordinasi untuk titik temu.
Setelah mendapatkan titik temu, kita ambil empat orang warga Indonesia yang sudah kurang lebih 25 hari ditawan oleh kelompok bersenjata di daerah Sulu. Dibawa ke Tarakan pada Kamis dan diterbangkan pada Jumat pagi.