REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK--Salah satu dari dua etnis Uighur Cina yang dituduh terlibat dalam pengeboman mematikan di sebuah kuil Bangkok tahun lalu menampakkan wajahnya di depan kamera, Selasa (17/5). Ia tengah berjalan ke pengadilan.
Sebanyak 20 orang tewas dan lebih dari 120 terlukan dalam pengeboman 17 Agustus di Kuil Erawan. Lima dari korban tewas berasal dari Cina dan dua dari Hong Kong.
Analis, diplomat dan bahkan beberapa pejabat menduga serangan terkait dengan simpatisan minoritas Uighur di Cina barat. Sebelumnya, junta Thailand mendeportasi lebih dari 100 warga Uighur ke Cina sebulan sebelum serangan pengeboman.
Namun polisi Thailand mengatakan, para pelaku adalah anggota jaringan yang terlibat dalam perdagangan Muslim Uighur. Serangan ini dilakukan sebagai bentuk kemarahan kepada tindakan tegas Thailand terhadap perdagangan.
"Saya bukan binaqtang," kata Adem Karadag yang tampil pelontos, diborgol dan bertelanjang kaki.
Ia mengatakan hal tersebut kepada kerumunan wartawan yang menunggu sambil diapit dua penjaga menuju pengadilan militer di kota tua Bangkok. "Saya manusia, saya manusia," tegas dia.
Karabag dan rekan-rekan tersangka Yusufu Mieraili, yang berada di pengadilan untuk mendengar laporan saksi telah membantah semua tuduhan terhadap mereka. "Kami tidak bersalah, bantu kami, bantu kami, di mana hak asasi manusia?" ujar Mieraili.
Polisi mengatakan, Karadag tertangkap rekaman kamera keamanan di kuil, duduk di bangku dan meninggalkan ransel besar sebelum berjalan pergi. Sesaat setelah itu, ledakan besar terjadi.
Baca juga, Polisi Thailand Gelar Reka Ulang Pengeboman.