REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Buruh berpotensi besar untuk berwirausaha. Salah satunya berbisnis properti. Mereka dapat bersatu untuk saling bersinergi dalam menjalankan bisnis ini.
Ketua Pimpinan Unit Kerja Serikat Pekerja Automotif Mesin dan Komponen Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia PT Showa Indonesia Suharto mengatakan potensi buruh berwirausaha sangat besar. “Kami ingin teman – teman (buruh) dapat berwirausaha, salah satunya di bidang properti,” imbuhnya saat dihubungi, Selasa (17/5).
Beberapa waktu lalu pihaknya mengadakan pelatihan wirausaha untuk pekerja di Kawasan Industri Jababeka, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Tak kurang dari 300 pekerja PT Showa Indonesia berpartisipasi dalam pelatihan tersebut. Pelatihan terkait dengan pemasaran internet oleh Zidni Ilman dan bisnis properti oleh Wempi Roman. Keduanya adalah mentor komunitas Yuk Bisnis Properti (YBP).
Wempi menyatakan pekerja seperti di PT Showa Indonesia berpotensi besar untuk berbisnis properti. Pendiri grup perusahaan properti Azizan ini mengatakan pemain bisnis properti pasti dilirik orang, karena keuntungan yang diraih sangat besar.
Dia mencontohkan pada tahun 2000an lalu villa menghadap ke laut belum populer. Area tebing di Buleleng Bali dilirik oleh pengusaha. Sekarang di sana sudah ada Hotel Bulgari menghadap laut. Tanah di sana yang semula per meter persegi hanya berharga ratusan ribu, kini naik menjadi puluhan juta per meter persegi.
Ada beberapa cara untuk menjadi pemain bisnis ini. “Salah satunya nikahi orang yang punya properti produktif,” ujar Wempi disambut gelak tawa ratusan peserta.
Memiliki pasangan hidup pemain bisnis ini sudah pasti membuat seseorang akan ikut terjun dalam bisnis properti. Cara lainnya adalah mendapatkan pinjaman dana dari istri, mertua, keluarga. Bisa juga dengan membeli tunai properti yang sudah berjalan.
“Bisa juga dengan membeli saham bisnis properti produktif,” jelasnya.
Wempi menjelaskan bisnis properti membutuhkan kesungguhan dan konsistensi. Jika terjun dalam bisnis ini maka jangan separuh hati. Harus mencurahkan semua waktu.
Jaringan dan komunikasi harus diperluas. Setidaknya dengan masyarakat yang mengetahui informasi tanah, toko dan produsen bahan bangunan, serta pemain properti.
Berbisnis membutuhkan uluran tangan dari berbagai pihak. “Ini adalah kodrat manusia. Bahasa Arabnya, al insan madaniyyun bitthab’i. artinya manusia itu makhluk sosial,” jelas Alumni Tekhnik Sipil Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ini.